Teater is FUN!


Oleh
Anisa Prasetia Novia


Teater, tentu kata ini tidak asing lagi bagi masyarakat apalagi remaja. Teater adalah salah satu kesenian yang tumbuh subur di Indonesia baik yang berbentuk teater tradisional maupun modern. Saat ini, di Indonesia ada 7 sekolah menengah kejuruan seni pertunjukan yang tersebar di wilayah nusantara. Salah satunya berada di kota Bandung, Jawa Barat. Memang selain berbentuk organisasi resmi (sekolah), teater pun tumbuh sumbur di sekolah-sekolah seperti SMP, SMA dan SMK dalam bentuk ekskul. Ya, ekskul bernuansa teater saat ini marak digandrungi remaja mulai dari ekskul kabaret, pantomime, drama, sampai opera (teater musikal). Apalagi bagi remaja yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang entertainer, tentu belajar teater merupakan pilihan terbaik bukan?
Selain belajar berakting, kita dapat mengembangkan bakat yang kita miliki dengan berteater. Kita dapat mengasah kemampuan kita dalam berakting, menyanyi, olah vokal, menari, bermain musik, bahkan jika kita berbakat menjadi penata rias tentu dapat tersalurkan dengan baik. Begitu pula jika kita berbakat dalam bidang tata busana dan artistik, kita dapat menyalurkannya dengan mudah.
Jika kita ingin menjadi entertainer sejati, tentu tidak hanya dengan niat tetapi perlu dilatih dengan baik. Bagaimana kita bisa menjadi enterainer jika tampil di depan umum pun sudah malu? Maka dari itu, diperlukan latihan mental salah satunya dengan berteater. Jangan merasa takut atupun cemas, karena belajar seni teater itu menyenangkan. Kita bisa belajar sambil bermain dengan berteater. Selain itu, dengan bermain teater kita bisa menghilangkan sejenak rasa penat dihati, mengurangi stres, dan membuat pikiran menjadi rileks.
Sebelum berbicara lebih jauh tentang seni teater sebaiknya kita memahami terlebih dahulu tentang pengertian teater. Dalam arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukan di depan orang banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya. Sementara itu, dalam arti sempit teater diartikan sebagai kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media: percakapan, gerak dan laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis dengan diiringi musik, nyanyian dan tarian. Tentu pengertian teater yang lebih familiar bagi kita merupakan teater dalam arti sempit.
Sebelum berpraktik, kita wajib mengetahui unsur-unsur utama dalam pembentukan seni teater: naskah, sutradara, pemain, dan penonton. Tanpa keempat unsur tersebut pertunjukan teater tidak bisa diwujudkan. Untuk mendukung unsur pokok tersebut diperlukan unsur tata artistik yang memberikan keindahan dan mempertegas makna lakon yang dipentaskan.
Bagi yang tidak memiliki dasar dalam bermain teater, dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini: pertama kita harus membentuk sebuah kelompok teater, atau bisa bergabung dalam sanggar-sanggar teater, kedua setelah memiliki kelompok teater atau bergabung dalam sanggar, jika kita ingin mendalami bakat dalam bidang keaktoran harus mengikuti beberapa cara berakting menurut Richard Boleslavsky dalam buku Enam Pelajaran Pertama Bagi Calon Aktor.
Pelajaran pertama konsentrasi, pemusatan pikiran merupakan latihan yang penting dalam akting, konsentrasi bertujuan agar aktor dapat mengubah diri menjadi orang lain, yaitu peran yang dibawakan. Jadi perhatian seorang aktor tidak boleh goyah meskipun lakon berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor. Kesiapan batin untuk mengikuti jalannya cerita sampai berakhir, memerlukan konsentrasi. Latihan konsentrasi dapat dilakukan melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan(misalnya menghayati musik, puisi, seni lukis) dan latihan sukma (melatih kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi). Konsentrasi merupakan salah satu latihan penting dalam mewujudkan sebuah peran.
Pelajaran kedua ingatan emosi (the transfer of emotion), merupakan cara efektif untuk menghayati suasana emosi peran secara hidup, wajar, dan nyata. Sebagai contoh, jika pelaku harus bersedih, kadar kesedihan itu takarannya tidak boleh berlebihan sehingga tidak terjadi over acting.
Pelajaran ketiga laku dramatik, tugas utama aktor menghidupkan atau memperagakan karakter tokoh yang diperankannya, menghidupkan aspek dramatisasi melalui ekspresi atau mimik wajah melalui dialog, dan pemanfaatan setting pendukung (misal membanting). Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dan dari perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat. Dengan begitu, ia dapat melatih berlaku dramatik artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran, untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam sehingga dapat diadakan adaptasi.
Pelajaran keempat pembangunan watak. Setelah menyadari perannya dan titik sasaran untuk peranannya itu aktor harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak itu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran yang dibawakannya, atau sebaliknya watak peran itu telah merasuk ke dalam diri sang aktor. Pemain yang baik adalah pemain yang jika sudah diatas panggung tidak tampak lagi pribadinya, dia sudah berubah menjadi sosok yang lain. Dengan pembangunan watak hal ini dapat terwujud.
Pelajaran kelima observasi, perlu diadakan observasi untuk tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan, misalnya untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik, perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri fisik, psikis dan sosial yang sesuai.

Pelajaran keenam irama, semua kesenian membutuhkan irama. Akting seorang aktor juga harus diatur iramanya agar titik sasaran dapat dicapai, alur dramatik dapat mencapai puncak dan sampai pada penyelesaian. Irama juga memberikan variasi adegan, sehingga tidak membosankan. Irama permainan ditentukan oleh konflik yang terjadi dalam setiap adegan. Dengan cara-cara di atas, untuk belajar menjadi seorang aktor dapat dilakukan dengan mudah bukan? Jadi tunggu apa lagi? Jika kalian ingin menjadi seorang aktor, mulai berlatih teater sejak dini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi 'Kesabaran' Karya Chairil Anwar

Esai Kajian Struktural terhadap Puisi 'Jembatan' karya Sutardji Calzoum Bachri

Analisis Film 'Negeri 5 Menara'