contoh laporan buku


RETORIKA MODERN
(PENDEKATAN PRAKTIS)
LAPORAN BUKU
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pembelajaran Berbicara
dosen pengampu: Isah Cahyani, Dr., M.Pd

disusun oleh
Anisa Prasetia Novia               NIM                1103944


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan buku ini.
Laporan buku ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Berbicara. Laporan buku ini berjudul “Retorika Modern (Pendekatan Praktis)”. Laporan buku ini terdiri atas tiga bab, bab satu pendahuluan berisi gambaran isi buku, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan laporan buku, manfaat penulisan laporan buku dan sistematika penulisan laporan buku. Bab dua pembahasan laporan buku, berisi isi laporan buku, dan pembahasan laporan buku. Bab tiga penutup berisi saran. Daftar pustaka, dan lampiran.
Penyusunan laporan buku ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka, penulis  menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan buku ini.
Penulis tidak menutup kemungkinan dalam penyusunan laporan buku ini terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis berharap Bapak/Ibu Dosen dapat memberikan kritik dan saran yang membangun/konstruktif demi perbaikan laporan buku kedepan.

Bandung,  Februari 2012 

Penulis                              
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………   i
DAFTAR ISI………………………………………………………………....…..    ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….    1
A.       Gambaran Isi Buku.............................................................................     1
B.       Latar Belakang Masalah…...………………………....…….………..    2
C.       Rumusan Masalah…...………………………………....…………     2
D.       Tujuan Penulisan Laporan Buku………………………...…………..     3
E.        Manfaat Penulisan Laporan Buku...…………………...……….    4
F.        Sistematika Penulisan Laporan Buku..................................................    5
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU..……………..………....    6
A.       Isi dan Pembahasan Laporan Buku..................……….…………......    6
BAB III PENUTUP........................…………………………………………….....   26
Saran......................................……………………………………………..............   26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Gambaran Isi Buku
1.         Bab I Pendahuluan
a.         Sejarah perkembangan retorika
b.        Retorika zaman romawi
c.         Retorika abad pertengahan
d.        Retorika modern
2.         Bab II Tahap Persiapan Pidato
a.         Jenis-jenis pidato
b.        Memilih topik dan tujuan
c.         Mengembangkan bahasan
3.         Bab III Tahap Penyusunan Pidato
a.         Prinsip-prinsip komposisi pidato
b.        Menyusun pesan pidato
c.         Membuat garis-garis besar pidato
d.        Memilih kata-kata
e.         Cara membuka pidato
f.         Cara menutup pidato
4.         Bab IV Tahap Penyampaian Pidato
a.         Membangun kepercayaan diri dan kredibilitas
b.        Prinsip-prinsip penyampaian pidato
5.         Bab V Pidato Informatif
a.         Isi pesan
b.        Organisasi pesan
c.         Teknik pengembangan bahasan
6.         Bab VI Pidato Persuasif
a.         Teknik-teknik persuasif
b.        Menetapkan daya tarik motif
c.         Pencitraan (imagery)
d.        Isi pesan persuasif
e.         Organisasi pesan persuasif
7.         Bab VII Pidato Rekreatif
a.         Karakteristik pidato rekreatif
b.        Teori-teori humor
c.         Teknik-teknik humor
d.        Organisasi pesan


A.    Latar Belakang Masalah

Di Perguruan Tinggi Negara (Universitas Pendidikan Indonesia), terdapat berbagai jenis jurusan salahsatu jurusan di Perguruan Tinggi tersebut yaitu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Terdapat berbagai jenis matakuliah, yang salahsatunya yaitu matakuliah Pembelajaran Berbicara.
Sehubungan dengan mata kuliah pembelajaran berbicara, maka penulis perlu membuat laporan buku yang berkaitan dengan matakuliah tersebut.
Penulis memilih buku “Retorika Modern (Pendekatan Praktis)” karya Jalaluddin Rakhmat karena buku ini berupaya memberikan petunjuk-petunjuk praktis dalam retorika khususnya tentang tata cara berpidato dari awal persiapan, penyusunan dan penyampaian pidato.


B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana sejarah perkembangan retorika?
2.         Bagaimana perkembangan retorika zaman romawi?
3.         Bagaimana perkembangan retorika abad pertengahan?
4.         Bagaimana perkembangan retorika modern?
5.         Apa saja Jenis-jenis pidato?
6.         Bagaimana cara memilih topik dan tujuan?
7.         Bagaimana cara mengembangkan bahasan?
8.         Apakah prinsip-prinsip komposisi pidato?
9.         Bagaimana cara menyusun pesan pidato?
10.     Bagaimana cara membuat garis-garis besar pidato?
11.     Bagaimana cara memilih kata-kata?
12.     Bagaimana cara membuka pidato?
13.     Bagaimana cara menutup pidato?
14.     Bagaimana cara membangun kepercayaan diri dan kredibilitas?
15.     Apa saja prinsip-prinsip penyampaian pidato?
16.     Apa saja Isi pesan yang harus disampaikan?
17.     Bagaimana cara mengorganisasi pesan?
18.     Bagaimana teknik pengembangan bahasan?
19.     Apa saja teknik-teknik persuasif?
20.     Bagaimana menetapkan daya tarik motif?
21.     Bagaimana mengungkapkan pencitraan (imagery)?
22.     Bagaimana isi pesan persuasif?
23.     Bagaimana cara mengorganisasi pesan persuasif?
24.     Apa saja karakteristik pidato rekreatif?
25.     Apa saja teori-teori humor?
26.     Bagaimana cara membuat teknik-teknik humor?
27.     Bagaimana cara mengorganisasi pesan?

C.     Tujuan Penulisan Laporan Buku

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.        Sejarah perkembangan retorika
2.        Retorika zaman romawi
3.        Retorika abad pertengahan
4.        Retorika modern
5.        Jenis-jenis pidato
6.        Memilih topik dan tujuan
7.        Mengembangkan bahasan
8.        Prinsip-prinsip komposisi pidato
9.        Menyusun pesan pidato
10.     Membuat garis-garis besar pidato
11.    Memilih kata-kata
12.    Membuka pidato
13.    Menutup pidato
14.    Membangun kepercayaan diri dan kredibilitas
15.    Prinsip-prinsip penyampaian pidato
16.    Isi pesan
17.    Organisasi pesan
18.    Teknik pengembangan bahasan
19.    Teknik-teknik persuasif
20.    Menetapkan daya tarik motif
21.    Pencitraan (imagery)
22.    Isi pesan persuasif
23.    Organisasi pesan persuasif
24.    Karakteristik pidato rekreatif
25.    Teori-teori humor
26.    Membuat teknik-teknik humor
27.    Organisasi pesan

D.    Manfaat Penulisan Laporan Buku

Laporan buku ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis laporan buku ini berguna sebagai pengetahuan tentang bahasa indonesia khususnya pembelajaran berbicara, dengan pembahasan tentang retorika. Secara praktis laporan buku ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.         Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang matakuliah pembelajaran berbicara pada pembahasan retorika.
2.         Pembaca, sebagai media informasi tentang buku Retorika Modern (Pendekatan Praktis) baik secara teoretis maupun secara praktis.

E.     Sistematika Penulisan Laporan Buku

1.         JUDUL
2.         KATA PENGANTAR
3.         DAFTAR ISI
4.         BAB I PENDAHULUAN
Gambaran Isi Buku
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan Laporan Buku
Manfaat Penulisan Laporan Buku
Sistematika Penulisan Laporan Buku
5.         BAB II ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU
Isi dan Pembahasan Laporan Buku
6.         BAB III PENUTUP
Saran
7.         DAFTAR PUSTAKA
8.         LAMPIRAN











BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU


A.    Isi dan Pembahasan Laporan Buku
1.    BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN RETORIKA
Objek studi retorika setua kehidupan manusia. Kepasihan bicara mungkin pertama kali dipertunjukan dalam upacara adat: Kelahiran, kematian, lamaran, perkawinan dan sebagainya yang disampaikan oleh orang yang mempunyai status tinggi.dan uraian sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse,sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia
Corax membagi pidato pada lima bagian yaitu: pembukaan, uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Walaupun demokrasi gaya syracuse tidak bertahan lama, ajaran corax tetap berpengaruh. Konon, Gelon, penguasa yang menggulingkan demokrasi dan menegakkan kembali tirani, menderita halitosis(bau mulut).
Masih di Pulau Sicilia, tetapi di Agrigentum, hidup Empedocles (490-430 SM), filosof, mistikus, politisi,dan sekaligus orator. Ia sangat cerdas dan menguasai banyak pengetahuan. Ia mengajarkan prinsip-prinsip retorika,yang kelak dijual Gorgias kepada penduduk Athena dan pada tahun 427 SM Gorgias dikirim sebagai duta ke Athena. Disana Gorgias mendirikan sekolah retorika, bersama Protagoras dan kawan- kawan Gorgias berpindah dari suatu kota ke kota lain.
Protagoras menyebut kelompoknya sophistai “guru kebijaksanaan”. Dan sejarahwan menyebut mereka kelompok sophis. Retorika bagi mereka bukan hanya ilmu berpidato, tetapi meliputi pengetahuan sastra, gramatika, dan logika. Berkat kaum Sophis,abad keempat sebelum masehi adalah abad retorika, jago- jago pidato muncul di pesta Olimpiade, di gedung perwakilan dan pengadilan. Sebagai contoh: Demosthenes dan Isocrates.
Demosthenes mengembangkan gaya bicara yang tidak berbunga- bunga, tetapi jelas dan keras. Sedangkan gaya bahasa Isocrates telah mengilhami tokoh- tokohretorika sepanjang zaman: Cicero, Milton, Massilon, Jeremy taylor, dan Edmund Burke.
Aristoteles mengemukakan lima hukum retorika(The Five Canons Of Retoric) yaitu:
a.    Inventio(penemuan)
b.    Dispositio(penusunan)
c.    Elocutio (gaya)
d.   Memoria (memori)
e.    Pronuntiatio (penyampaian)
Retorika zaman romawi
Orang-orang Romawi selama dua ratus tahun setelah De Arte Rhetorica tidak menambahkan apa-apa yang berarti bagi perkembangan retorika. Orang-orang Romawi bahkan hanya mengambil segi-segi praktisnya saja. Walaupun begitu, kekaisaran Romawi bukan saja subur dangan sekolah-sekolah retorika; tetapi juga kaya dengan orator-orator ulung: Antonius, Crassus, Rufus, dan Hortensius.
Kemampuan Hortensius disempurnakan oleh Cicero. Pada tahun (45-44SM) ia menulis banyak buku filsafat dan lima buah buku retorika.bahkan, Caesar, penguasa Romawi yang ditakuti memuji Cicero “Anda telah menemukan smua khazanah retorika, dan andalah orang pertama yang menggunakan semuanya. Anda telah mendapatkan kemenangan yang lebih disukai dari kemenangan para jendral. Karena sesungguhnya lebih agung memperoleh batas-batas kecerdasan manusia daripada memperluas batas-batas kerajaan Romawi.
Retorika abad pertengahan
Sejak zaman Yunani sampai zaman Romawi, retorika selalau berkaitan dengan kenegarawanan. Tetapi abad pertengahan sering di sebut abad kegelapan, juga buat retorika. Karena ketika agama Kristen berkuasa,retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah.
Dalam On Christian Doctrine (426), ia menjelaskan bahwa para pengkhotbah harus sanggup mengajar, menggembirakan, dan menggerakkan- yang oleh Cicero disebut sebagai kewajiban orator.
Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban baru. Seorang Nabi menyampaikan firman Tuhan, “berilah mereka nasihat dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa mereka”(Alquran 4:6irman Tuhan ini, “Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya”.
Balaghdad menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam.Kaum muslim menggunakan Balaghdad sebagai pengganti retorika. Balaghdad, beserta ma’ani dan bayan, masih bersembunyi di pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional.
Retorika modern
Abad pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400).Renaissance mengantarkan kita kepada retorika modern. Yang membangun jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah Roger Bacon(1214-1219). Ia bukan saja memperkenalkan metode eksperimental,tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis dalam studi retorika.
Aliran pertama retorika dalam masa modern, yang menekankan proses psikologis dikenal sebagai Aliran Epistemologis. Epistemologi membahas”teori pengetahuan”; asal-usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia.
Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles lettres (Bahasa Prancis: tulisan yang indah). Retorika Belletris sangat mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatifnya. Hugh Blair (1718-1800) menulis Lectures on rhetoric and belles lettres. Di sini ia menjelaskan hubungan antara retorika, sastra, dan kritik.
Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis, justru menekankan teknik penyampaian pidato. Dalam perkembangannya, gerakan elokusionis dikritik karena perhatian dan kesetiaan yang berlebihan pada teknik.
Pada abad ke-20 retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Dibawah ini diperkenalkan sebagian dari tokoh-tokoh retorika mutakhir:
a.    James A. Winans
b.    Charles Henry Woolbert
c.    William Noorwood Brigance
d.   Alan H. Monroe


2.      BAB II TAHAP PERSIAPAN PIDATO
Jenis-jenis pidato
a.    Impromtu, apabila anda menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan pidato, pidato yang anda lakukan disebut impromtu.
b.    Manuskrip, disebut juga pidato dengan naskah.
c.    Memoriter, pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata.
d.   Ekstempore, adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru pidato yang mahir.
Memilih topik dan tujuan
Untuk membantu anda menemukan topik Prof. Wayne N.Thompson menyusun sistematika sumber topik sebagai berikut:
a.    Pengalaman pribadi
-       Perjalanan
-       Tempat yang pernah dikunjungi
-       Kelompok anda
-       Wawancara dengan tokoh
-       Kejadian luar biasa
-       Peristiwa lucu
-       Kelakuan atau adat yang aneh
b.    Hobby dan keterampilan
-       Cara melakukan sesuatu
-       Cara bekerja sesuatu
-       Peraturan dan tata cara
c.    Pengalaman pekerjaan atau profesi
-       Pekerjaan tambahan
-       Profesi keluarga
d.   Pelajaran sekolah atau kuliah
-       Hasil-hasil penelitian
-       Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
e.    Pendapat pribadi
-       Kritikan pada permainan, film, buku, puisi, pidato, atau siaran radio dan televisi
-       Hasil pengamatan pribadi
f.     Peristiwa hangat dan pembicaraan publik
-       Berita halaman muka surat kabar
-       Topik tajuk rencana
-       Artikel pada kolom yang lain
-       Berita radio dan televisi
-       Topik surat kabar daerah
-       Berita dan tajuk surat kabar kampus
-       Percakapan diantara mahasiswa
-       Kuliah
-       Penemuan mutakhir
-       Peristiwa yang bakal terjadi
g.    Masalah abadi
-       Agama
-       Pendidikan
-       Soal masyarakat yang belum selesai
-       Problem pribadi
h.    Kilasan biografi
-       Orang-orang terkenal
i.      Kejadian khusus
-       Perayaan atau peringatan
-       Peristiwa yang erat kaitannya dengan peringatan
j.      Minat khalayak
-       Pekerjaan
-       Hobby
-       Rumah tangga
-       Pengembangan diri
-       Kesehatan dan penampilan
-       Tambahan ilmu
-       Minat khusus
-       Lain-lain
Kriteria topik yang baik
a.    Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan anda
b.    Topik harus menarik minat anda
c.    Topik harus menarik minat pendengar
d.   Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar
e.    Topik harus terang ruang lingkup dan pembatasannya
f.     Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
g.    Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Merumuskan judul
Judul adalah nama yang akan diberikan untuk pokok bahasan. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat:1)  relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan. 2) provokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar. 3) singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan enteng diingatnya.
Menentukan tujuan
Ada dua macam tujuan yakni:
a.    Tujuan umum:1) memberitahukan (informatif) ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. 2) persuasif ditujukan agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya, atau terbakar semangat antusiasmenya. 3) pidato yang paling sukar dan paling cepat diketahui hasilnya adalah pidato rekreatif (untuk menghibur).
b.    Tujuan khusus: tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur dan dibuktikan segera.
Didalam merumuskan tujuan kita perlu memperhatikan kemampuan khalayak untuk melaksanakan harapan-harapan kita, sikapnya, situasi pidato, tujuan utama kita, dan batas waktu yang tersedia.
Mengembangkan bahasan
Teknik pengembangan bahasan dapat dikelompokkan dalam enam macam:
a.    Penjelasan, keterangan yang sederhana dan tidak terinci.
b.    Contoh, dapat mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah dipahami.
c.    Analogi, perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukan persamaannya atau perbedaannya.
d.   Testimoni, pernyataan para ahli yang kita kutip untuk menunjang pembicaraan kita.
e.    Statistik, angka-angka yang digunakan untuk menunjukan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.
f.     Perulangan, dapat menimbulkan kesan yang kuat. Berfungsi mengingatkan kembali dengan penyajian yang berbeda.

3.      BAB III TAHAP PENYUSUNAN PIDATO
Prinsip-prinsip komposisi pidato
a.    Kesatuan (unity), menurut Aristoteles komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh. Ini meliputi kesatuan isi, tujuan, dan sifat (mood).
b.    Pertautan (coherence), menunjukan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain. Untuk memelihara pertautan digunakan tiga cara: ungkapan penyambung (connective phrases), paralelisme, dan gema (echo).
c.    Titik berat (emphasis), menunjukan kepada pendengar bagian-bagian yang patut diperhatikan.
Menyusun pesan pidato
a.    Organisasi pesan, dapat  mengikuti enam macam urutan (sequence): 1) urutan deduktif, dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti. 2) urutan induktif, kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik kesimpulan. 3) urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa. 4) urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab-ke-akibat atau akibat-ke-sebab. 5) urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan kalau pesan berhubungna dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi. 6) urutan tropikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan. Klasifikasinya dari yang penting kepada yang kurang penting, dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang dikenal kepada yang asing.
b.    Pengaturan pesan, Alan H.Monroe mengemukakan sistem penyususnan pesan yakni: 1) tahap perhatian, khalayak dapat memperhatikan pesan pidato secara sengaja, karena ia berkeinginan untuk mendengarnya. Hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah cara membuka pidato. 2) tahap kebutuhan, jenis tahap kebutuhan disesuaikan dengan tujuan pidato. Dalam tahap ini kita menggunakan empat macam teknik pengembangan yaitu pernyataan, ilustrasi, ramifikasi, dan penunjukkan. 3) pada tahap ini kita berusaha agar khalayak menyetujuia gagasan yang kita kemukakan atau memahami pokok yang kita sampaikan. 4) Tahap visualisasi, tahap ini umumnya terdapat pada pidato persuasif. Visualisasi berrati membayangkan pelaksanaan gagasan pada waktu mendatang. Visualisasi disebut juga tahap proyeksi. 5) tahap tindakan, tahap ini biasanya terdapat pada pidato persuasif juga. Fungsinya ialah merumuskan tahap visualisasi dalam bentuk sikap dan keyakinan tertentu atau tindakan yang nyata. Tahap ini merupakan penutup pidato, tekniknya dapat dibaca pada cara menutup pidato.
Membuat garis-garis besar pidato
a.    Ciri-ciri garis besar yang baik: 1) garis besar terdiri dari tiga bagian pengantar, isis, dan penutup. 2) lambang ynag digunakan untuk menunjukan bagian-bagian tidak boleh membingungkan. Ada dua macam sistem lambang yaitu sistem angka, dan sistem kombinasi. 3) pikiran pokok dan penunjang dibedakan dengan penulisan yang menjorok ke dalam.
b.    Macam-macam garis besar menurut Alan H.Monroe: 1) garis besar lengkap, diperklukan dalam proses pengembangan pidato dan digunakan pembicara yang bukan ahli dalam penyajiannya. 2) garis besar singkat diperlukan hanya sebagai pedoman atau pengingat saja, digunakan oleh pembicara ahli dalam proses penyampaian pidato. 3) garis besar alur teknis, dapat ditulis sejajar dengan garis besar lengkap diletakkan pada kertas lain.
Memilih kata-kata
a.    Kata-kata harus jelas, ini berarti bahwa kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan arti ganda (ambigues). Untuk mencapai kejelasan seperti itu, hal-hal berikut harus diperhatikan: 1) gunakan istilah yang spesifik (tertentu). 2) gunakan kata-kata yang sederhana. 3) hindari istilah-istilah teknis. 4) berhemat dalam penggunaan kata-kata. 5) gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan yang sama dengan kata yang berbeda.
b.    Kata-kata harus tepat, ini berarti kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan kepribadian komunikator, jenis pesan, keadaan khalayak, dan situasi komunikasi. Untuk memperoleh kata-kata yang tepat prinsip-prinsip berikut ini selalu harus diperhatikan: 1) hindari kata-kata klise, kata klise ialah kata yang sudah terlalu sering digunakan atau sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. 2) gunakan bahasa pasaran secara hati-hati, bahasa pasaran (slang) ialah bahasa yang dipergunakan bukan oleh orang yang terpelajar tetapi diterima dalam percakapan sehari-hari. 3) hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut. 4) hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan. Vulgarisme ialah kata-kata kampungan yang hanya digunakan oleh masyarakat rendahan. 5) jangan menggunakan penjulukan. Penjulukan (name calling) adalah pemberian nama jelek pada sesuatu atau seseorang yang tidak kita senangi. 6) jangan menggunakan eufemisme yang berlebih-lebihan. Eufemisme ialah ungkapan pelembut yang biasanya menggantikan kata-kata yang terasa kurang enak.
c.    Kata-kata harus menarik, kata-kata juga harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup, dan merebut perhatian. Untuk itu, berikut ini kita tuturkan beberapa petunjuk: 1) pilihlah kata-kata yang menyentuh langsung diri khalayak. 2) gunakan kata berona. Kata berona (colorfull word) ialah kata yang dapat melukiskan sikap dan perasaan atau keadaan. 3) gunakan bahasa yang figuratif. Bahasa figuratif ialah bahasa yang dibentuk begitu rupa sehingga menimbulkan kesan yang indah. 4) gunakan kata-kata tindak (action word).

Cara membuka pidato
Pembukaan pidato adalah bagian penting dan menentukan. Kegagalan dalam membuka pidato akan menghancurkan seluruh komposisi dan presentasi pidato. Tujuan utama pembukaan pidato adalah membangkitkan perhatian memperjelas latar belakang pembicaraan dan menciptakan kesan yang baik mengenai komunikator. Yang pertama kali harus anda lakukan adalah mengesankan agar pendengar siap untuk memperhatikan anda. Sebagai pedoman anda dapat memilih salah satu di antara cara-cara dibawah ini:
a.    Langsung menyebutkan pokok persoalan
b.    Melukiskan latar belakang masalah
c.    Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian khalayak
d.   Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati
e.    Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato
f.     Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak
g.    Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu
h.    Menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar
i.      Memberikan pujian kepada khalayak atas prestasi mereka
j.      Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan
k.    Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan
l.      Menyatakan kutipan
m.  Menceritakan pengalaman pribadi
n.    Mengisahkan cerita faktual, fiktif atau situasi hipotesis
o.    Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya
p.    Membuat humor
Cara menutup pidato
Permulaan dan akhir pidato adalah bagian-bagian yang paling menentukan. Di dalam penutup pidato harus dapat memfokuskan pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan penting dari seluruh isi pidato. Di bawah ini ada beberapa cara menutup pidato:
a.    Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan
b.    Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda
c.    Mendorong khalayak untuk bertindak (appeal for action)
d.   Mengakhiri dengan klimaks
e.    Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli
f.     Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan
g.    Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara
h.    Memuji dan menghargai khalayak
i.      Membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu

4.      BAB IV TAHAP PENYAMPAIAN PIDATO
Membangun kepercayaan diri dan kredibilitas
a.    Kecemasan berkomunikasi: diagnosis
Banyak istilah yang digunakan untuk menamai gejala ini seperti demam panggung (stage fright), kecemasan bicara (speech anxiety), atau yang lebih umum stres kerja (performance stress). Anda mengalami gejala ini apabila anda harus bekerja di bawah pengawasan orang lain. Inilah gejala yang dirasakan orang yang mengalami kecemasan berkomunikasi:
-       Detak jantung yang cepat
-       Telapak tangan atau punggung berkeringat
-       Nafas terengah-engah
-       Mulut kering dan sukar menelan
-       Ketegangan otot dada, tangan, leher, dan kaki
-       Tangan atau kaki bergetar
-       Suara bergetar dan parau
-       Berbicara cepat dan tidak jelas
-       Tidak sanggup mendengar atau konsentrasi
-       Lupa atau ingatan hilang
b.    Sebab-sebab kecemasan komunikasi adalah sebagai berikut:
-       Tidak tahu apa yang harus dilakukan, untuk mengobati gejala tersebut latihan dan pengalaman sangat menentukan
-       Karena tahu akan dinilai
-       Terjadi apabila pembicara berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap
c.    Metode mengendalikan kecemasan komunikasi
Ada dua metode dalam mengendalikan kecemasan komunikasi pertama metode jangka panjang yakni ketika kita secara berangsur-angsur mengembangkan keterampilan mengendalikan kecemasan komunikasi. Kedua metode jangka pendek yakni ketika kita harus segera mengendalikan kecemasan komunikasi pada waktu atau sebelum menyampaikan pidato.
d.   Komponen-komponen kredibilitas
Kredibilitas tidak melekat pada diri pembicara. Kredibilitas terletak pada persepsi khalayak tentang pembicara. Kredibilitas dapat dibentuk dan dibangun.
e.    Membangun kredibilitas
Salah satu komponen penting kredibilitas adalah otoritas. Memiliki otoritas artinya memiliki keahlian yang diakui. Otoritas dibentuk karena orang melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman. Komponen kedua dalam kredibilitas adalah good sense. Pendengar menyukai dan akhirnya menerima gagasan yang dikemukakan oleh pembicara yang dipandang objektif. Erat kaitannya dengan good sense adalah good character (akhlak yang baik). Termasuk akhlak yang baik adalah kejujuran, integritas, ketulusan. Komponen kredibilitas yang ke empat adalah good will. Para pendengar akan tertarik kepada anda apabila mereka tahu bahwa anda berbicara untuk kepentingan mereka. Komponen akhir kredibilitas adalah dinamisme. Dinamisme adalah ekspresi fisikal dari komitmen psikologis anda terhadap topik.
Glenn R.Capp dan G.Richard Capp,Jr., dalam Basic Oral Communication menjelaskan lima cara bagaimana anda dinilai orang lain yaitu:
-       Anda dinilai antara lain dari reputasi yang mendahului anda
-       Anda dinilai antara lain dari perkenalan tentang anda
-       Anda dinilai antara lain dari apa yang anda ucapkan
-       Anda dinilai antara lain dari cara anda berkomunikasi
-       Anda dinilai antara lain dari pernyataan-pernyataan yang menciptakan ethos
Prinsip-prinsip penyampaian pidato
Ada tiga prinsip penyampaian pidato yaitu: 1) pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak). 2) gunakan lambang-lambang auditif atau usahakan agar suara anda memberikan makna yang lebih kaya pada bahasa anda (olah vokal). 3) berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda; dengan wajah, dan tubuh anda (olah visual).
a.    Kontak
Sebagian pakar komunikasi menyebutnya rapport- hubungan erat dengan pendengar. Pidato adalah komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah. Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung kepada khalayak. Disamping kontak visual, anda juga melakukan kontak mental.
b.    Karakteristik olah vokal
Mekanisme olah vokal mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam olah vokal: kejelasan (intelligibility), keragaman (variety), dan ritma (rhythm), termasuk keragaman adalah hentian (pause). Artikulasi menunjukkan proses pembentukan dan pemisahan bunyi oleh mekanisme vokal organ-organ bunyi. Pelapalan menunjukan cara mengucapkan setiap bunyi. Dialek adalah sejenis ragam bahasa, dikembangkan oleh suatu kelompok dan terdiri dari perbendaharaan bahasa, tata bahasa, dan pelapalan yang membedakannya dari kelompok pengguna bahasa lain. Keragaman adalah karakteristik vokal yang paling memperngaruhi makna. Keragaman terdiri dari pitch (nada) adalah jumlah gelombang yang dihasilkan sumber energi, duration adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengucapkan satu suku kata, rate atau kecepatan bicara menunjukan jumlah kata yang diucapkan dalam satu menit. Rate dikontrol oleh pause (hentian) yang berarti menghentikan bunyi, ritma adalah keteraturan dalam meletakkan tekanan pada bunyi, suku kata, tata kaliat atau paragraf. Tekanan pada satuan ungkapan yang kecil disebut stress atau aksen. Tekanan pada ungkapan yang panjang misalnya paragraf adalah tempo.
c.    Olah visual
Para sarjana komunikasi membagi lisan keadaan kepada dua hal: gerakan fisik (physical action) atau tubuh (bodily action) dan alat-alat visual (visual aids). Fungsi gerak fisik digunakan paling tidak untuk tiga hal: menyampaikan makna, menarik perhatian, dan menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat. Ada macam-macam gerak tubuh: gerak seluruh torso misalnya anda berjalan dari satu tempat ketempat lain, gerak sebagian tubuh misalnya gerak tangan, kaki, bahu, ekspresi wajah dan posture misalnya posisi pembicara ketika duduk atau berdiri.
Karakteristik isyarat yang baik:
-       Bersifat spontan dan ilmiah
-       Mengkoordinasikan seluruh gerak tubuh
-       Dilakukan pada waktu yang tepat
-       Dilakukan penuh tidak sepotong-sepotong
-       Kekuatan isyarat itu disesuaikan dengan gagasan yang dikemukakan
-       Harus sesuai dengan besar dan jenis khalayak
-       Bervariasi

5.      BAB V PIDATO INFORMATIF
Pidato informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak diharapkan mengetahui, mengerti dan menerima informasi itu.
Isi pesan
Supaya isi pesan itu mudah diingat dan dipahami, Ehninger dan kawan-kawan menyarankan hal-hal berikut:
a.    Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak
b.    Jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur
c.    Atur kecepatan menyajikan informasi
d.   Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan
e.    Gunakan kata kongkret
f.     Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui
g.    Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian
Organisasi pesan
Penyusunan pesan menurut Monroe : Pada tahap perhatian, anda harus menarik perhatian pendengar. Anda harus memusatkan perhatian yang terbagi kepada pokok bahasan yang anda sampaikan. Pada tahap kebutuhan, anda menjelaskan mengapa informasi yang akan anda sampaikan itu penting bagi khalayak. Bagi khalayak yang baru pertam kali mendengar topik, lakukanlah empat cara: pernyataan, ilustrasi, peneguhan, dan penunjukan. Tapa pemuasan, anda menyampaikan informasi itu sendiri, tahap ini sebaiknya dibagi menjadi tiga bagian: ikhtisar pendahuluan, informasi terinci, dan ikhtisar akhir.
Teknik pengembangan bahasan
Dalam memilih teknik-teknik pengembangan bahasan pesan yang disajikan harus kaya dengan informasi dan dapat menarik perhatian. Kita dapat menyajikan informasi melalui fakta yakni pernyataan yang menunjukan bahwa sesuatu itu benar. Untuk mengungkapkan fakta tersebut harus disajikan dengan format-format berikut: pertama anda ungkapkan pengalaman pribadi anda yang berhubungan dengan topik yang dibicarakan, kedua anda tunjukan kebenaran fakta dengan demonstrasi.
Teknik-teknik pengembangan bahasan dalam pengantar
a.    Menarik perhatian: gunakan hentian panjang untuk memusatkan perhatian, ajukan pertanyaan retoris, pancing jawaban dari pendengar, kutip statistik yang mengejutkan, ceritakan kisah atau anekdot, dan buat humor.
b.    Mengumumkan topik: sebutkan topik secara langsung, dekati topik secara tidak langsung dari cerita hipotesis.
c.    Menegaskan relevansi: menjelaskan mengapa anda memilih topik, tunjukan bagaimana topik mempengaruhi khalayak, perlihatkan bagaimana khalayak dapat menarik keuntungan, hubungan dengan situasi pembicara atau acara yang sedang berlangsung.
d.   Membangun kredibilitas: tegaskan siapa anda, jelaskan alasan pribadi mengapa anda berbicara, tunjukan latar belakang yang relevan dengan topik, perlihatkan pengetahuna dan pengalaman, perlihatkan good sense dangood will, tampakkan semangat dalam suara dan cara.
e.    Menyusun pesan: sebutkan cakupan yang kan dibahas, tunjukan susunan pokok bahasan, gunakan perpindahan gagasan yang jelas.

6.       BAB VI PIDATO PERSUASIF
Teknik-teknik persuasi :
Ehninger, Monroe, dan Gronbeck dalam Principles and Types of Communication, merinci teknik-teknik persuasi berdasarkan jenis khalayaknya. Yaitu :

a.    Khalayak tak sadar
Kadang-kadang pendengar anda tidak sadar akan adanya masalah atau tidak tahu bahwa perlu mengambil keputusan.
b.    Khalayak apatis
Berbeda dengan khalayak pertama, khalayak apatis tahu ada masalah, tetapi mereka acuh tak acuh saja.
c.    Khalayak yang tertarik tapi ragu
Sebagian khalayak tahu dan sadar akan adanya masalah; tahu bahwa perlu mengambil keputusan , tetapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus mereka atau tindakan yang harus mereka jalankan.
d.   Khalayak yang bermusuhan
Kadang-kadang khalayak sadar bahwa ada problem atau bahwa ada masalah yang harus diatasi, tetapi mereka menentang usulan yang anda ajukan.

Menetapkan daya tarik motif
Tujuan akhir pidato ialah mempengaruhi manusia, sedangkan persuasi sendiri adalah proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
Motif adalah kondisi intern yang mengatur dan menggalakan tingkah laku menuju arah tertentu. Daya tarik yang dapat menimbulkan kondisi intern tersebut kita sebut daya tarik motif (motive appeals).
Motif Biologis, manusia membutuhkan makanan, minuman,seks, udara, isitirahat, dan kelangsungan hidup. Kehidupan inilah yang mendorong manusia bergerak, mewarnai seluruh tingkah lakunya sejak waktu tidurnya sampai gerak pikirannya. Saking pentingnya motif biologis ini disebut motif primer(primary motives).
Motif Psikologis, disini dimaksudkan motif yang tidak melibatkan secara langsung integritas biologis dan organisme. Dalam kategori ini kita masukkan tiga kelompok motif : motif organisme, motif sosial, dan motif transendental.
Menggunakan Daya Tarik Motif
Untuk menggunakan daya tarik motif ini dalam pidato, hal-hal berikut harus diperhatikan.
1.    Tidak ada daya tarik motif yang paling baik.
2.    Dari sejumlah motif itu, ambilah motif utamanya saja.

Unsur Emosi Sebagai Intensifikasi Daya Tarik Motif
Menurut Emil Dofivat, ada tujuh penggerak emosi, satu yang terakhir tidak kita ulas disini.perinciannya dijelaskan dibawah ini:
1.    Kebencian
2.    Rasa Belaas
3.    Unsur Seks
4.    Hasrat Menonjol
5.    Dasar Kesusilaan
6.    Dorongan Penglepasan Etis

Faktor Penentu Kepribadian (Personality Determinant)
Usaha untuk mencari faktor-faktor yang menentukan kepribadian manusia sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang silam.
Teori Sheldom cs,manusia dapat digolongkan dalam tiga kategori : endomorfi, mesomorfi,dan okstomorfi. Teori Sheldon cs tidak semudah seperti yang dinyatakannya, dalam kenyataannya, umumnya orang mempunyai tipe campuran. Lagi pula, bagi seorang retor teori ini tidak terlalu banyak faidahnya. Dalam hubungan dengan retorika, teori Kluckhohn dan Murray, barangkali amat berguna. Mereka menyebutkan empat macam penentu kepribadian : constitution (struktur jasmani), group membership (keanggotaan kelompok) , role (peranan), dan situation (situasi).

Pencitraan (Imagery)
Setiap saat kita menerima informasi dari lingkungan kita melalui alat-alat indera kita: penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan penyentuh. Dalam pidato persuasif,kita harus menyentuh alat-alat indera pendengar, sehingga mereka merasakan apa yang kita rasakan.
Macam-macam pencitraan:
-       Pencitraan visual
-       Pencitraan auditif
-       Pencitraan cita rasa
-       Pencitraan ciuman
-       Pencitraan sentuhan
-       Pencitraan kinestetik,dan
-       Pencitraan organik
Isi Pesan Persuasif
Dengan merujuk kepada Wayne N. Thompson dalam Fundamental of Communication,kita akan menunjukkan “bahan-bahan” yang tepat untuk pidato persuasif dengan memperhatikan tujuannya: (1) menarik perhatian, (2) meyakinkan, (3) menyentuh atau menggerakkan.
Menarik Perhatian
Ada sejumlah daftar panjang mengenai bahan-bahan yang menarik perhatian. Inilah sebagian dari daftar itu: 1) Hal konkret,suspense,konflik,gerakan yang berkaitan dengan sesuatu yang dikenal, yang baru dan eksotik. 2) Fakta sensasional, yang berhubungan dengan peristiwa aktual, mode, dan sebagainya. 3) Kata-kata berona dan gaya bahasa. 4)Struktur kalimat yang beragam gaya. 5) Ramalan, 6) Humor. 7) Yang berhubungan dengan orang, tempat, atau peristiwa lokal.
Meyakinkan
Untuk meyakinkan pendengar, kita memerlukan bahasan tersendiri berkenaan dengan taknik-teknik argumentasi.
Menyentuh dan Menggerakkan
Bahan-bahan yang menyentuh atau menggerakkan adalah bahan-bahan yang mempunyai pengaruh psikologis.

Organisasi Pesan Persuasif
Dalam mengorganisasi pesan persuasif ada beberapa pola yaitu:
-       Pola pemecahan masalah
-       Pola sebab akibat
-       Pola pro-kontra, dan
-       Pola urutan bermotif.

7.      BAB VII PIDATO REKREATIF
Tertawa adalah obat terbaik, kata Reader’s Digest. Karena itu, dalam menghadapi tekanan ekonomi, juga tekanan politik, setiap bangsa mengembangkan humor yang relevan dengan zaman.
Di Uni Soviet, setelah perestroika dan glasnost humor-humor politik yang dahulu dibisikkan dalam lingkungan terbatas, kini dibicarakan di panggung-panggung terbuka.Newsweek, edisi 29 juli yang lalu, keliru ketika mengatakan rakyat soviet sekarang kehilangan humor mereka.
Karakteristik Pidato Rekreatif
Tidak melulu melucu, Alan H. Monroe  the speech to entertain”, pidato untuk menghibur. Pidato rekreatif disampaikan dalam berbagai situasi:
1)   Perhelatan atau pesta
2)   Pertemuan kelompok
3)   Jamuan makan malam
Teori-teori humor:
-       Teori superioritas dan degradasi , kita tertawa bila menyaksikan sesuatu yang janggal (mengikut Plato), atau kekeliruan atau cacat (kata Aris Toteles).
-       Teori bisosiasi, teori ini dirumuskan oleh Arthur Koestler, tapi berasal dari filusuf-filusuf besar seperti Pascal, Kant, Spencer, dan Schopenhauer.
-       Teori pelepasan inhibisi, Ini adalah teori yang paling “teoretis” sehingga tidak begitu banyak manfaatnya buat kita.
Teknik-teknik humor:
-       Exaggeration berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional.
-       Parodi adalah sejenis komposisi dimana gaya suatu karya yang serius ditiru dengan maksud melucu.
-       Ironi adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya.
-       Burlesque adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal yang serius secara seenaknya.
-       Perilaku aneh para tokoh
-       Perilaku orang aneh
-       Belokan mendadak, teknik ini dirumuskan Monroe sebagai berikut: bawalah khalayak anda untuk menyakini bahwa akan berbicara yang biasa, kemudian katakanlah sebaliknya.
-       Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda.

Organisasi Pesan
Monroe menyarankan dua cara untuk mengorganisasikan pesan, yaitu: Teknik satu pokok (one-point speech),dan  burlesque. Berikut ini penjelasan tentang keduanya.

Teknik Satu Pokok
Bila anda menggunakan yang pertama ini, pidato anda merupakan serangkaian ilustrasi, anekdot, dan kontras-kontras humor yang disampaikan secara cepat. Berikut ini rumusan sederhana untuk organisasi pesan seperti itu.
1.    Kisahkan cerita atau berikan ilustrasi.
2.    Tunjukan gagasan pokok atau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian pembicaraan anda.
3.    Ikuti dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan.
4.    Tutup dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah anda jelaskan.

Urutan Bermotif Burlesque
Ketika anda menggunakan metode kedua ini, pidato anda hanya mengandung tahap perhatian saja, ditinjau dari reaksi psikologis pendengar. Tahap-tahap yang digunakan dalam persuasi yang serius:
1.    Tahap perhatian.
2.    Tahap kebutuhan dan pemuasan.
3.    Tahap visualisasi.
4.    Tahap tindakan.


BAB III
PENUTUP


Saran
Mestinya penerbit mencantumkan index pada buku Retorika modern pendekatan praktis karya Jalaludin Rakhmat ini agar si pembaca lebih mudah mencari dan memahami bahasan yang terdapat pada buku ini.


























DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya






























LAMPIRAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi 'Kesabaran' Karya Chairil Anwar

Esai Kajian Struktural terhadap Puisi 'Jembatan' karya Sutardji Calzoum Bachri

Analisis Novel "Midah Simanis Bergigi Emas" Karya Pramoedya Ananta Toer