contoh laporan buku
RETORIKA
MODERN
(PENDEKATAN
PRAKTIS)
LAPORAN BUKU
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pembelajaran
Berbicara
dosen pengampu: Isah Cahyani, Dr.,
M.Pd
disusun
oleh
Anisa
Prasetia Novia NIM 1103944
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan buku ini.
Laporan buku
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Berbicara. Laporan buku ini berjudul “Retorika Modern (Pendekatan Praktis)”. Laporan buku ini terdiri atas tiga bab, bab satu pendahuluan berisi gambaran isi buku, latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan laporan buku, manfaat
penulisan laporan buku dan sistematika penulisan
laporan buku. Bab dua pembahasan laporan buku,
berisi isi laporan buku, dan pembahasan laporan buku. Bab tiga penutup berisi saran.
Daftar pustaka, dan lampiran.
Penyusunan laporan buku ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan buku ini.
Penulis tidak menutup kemungkinan
dalam penyusunan laporan buku ini terdapat kesalahan. Oleh karena itu, penulis berharap Bapak/Ibu
Dosen dapat memberikan kritik dan saran yang membangun/konstruktif demi
perbaikan laporan buku kedepan.
Bandung, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………....….. ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A.
Gambaran Isi
Buku............................................................................. 1
B. Latar
Belakang Masalah…...………………………....…….……….. 2
C. Rumusan
Masalah…...………………………………...….………… 2
D. Tujuan
Penulisan Laporan Buku………………………...………….. 3
E.
Manfaat Penulisan Laporan Buku…...…………………..….………. 4
F.
Sistematika
Penulisan Laporan Buku.................................................. 5
BAB
II ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU..……………..……….... 6
A. Isi dan Pembahasan Laporan Buku..................……….…………...... 6
BAB
III PENUTUP........................……………………………………………..... 26
Saran......................................…………………………………………….............. 26
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran
Isi Buku
1.
Bab I Pendahuluan
a.
Sejarah perkembangan retorika
b.
Retorika zaman romawi
c.
Retorika abad pertengahan
d.
Retorika modern
2.
Bab II Tahap Persiapan Pidato
a.
Jenis-jenis pidato
b.
Memilih topik dan tujuan
c.
Mengembangkan bahasan
3.
Bab III Tahap Penyusunan Pidato
a.
Prinsip-prinsip komposisi pidato
b.
Menyusun pesan pidato
c.
Membuat garis-garis besar pidato
d.
Memilih kata-kata
e.
Cara membuka pidato
f.
Cara menutup pidato
4.
Bab IV Tahap Penyampaian Pidato
a.
Membangun kepercayaan diri dan
kredibilitas
b.
Prinsip-prinsip penyampaian pidato
5.
Bab V Pidato Informatif
a.
Isi pesan
b.
Organisasi pesan
c.
Teknik pengembangan bahasan
6.
Bab VI Pidato Persuasif
a.
Teknik-teknik persuasif
b.
Menetapkan daya tarik motif
c.
Pencitraan (imagery)
d.
Isi pesan persuasif
e.
Organisasi pesan persuasif
7.
Bab VII Pidato Rekreatif
a.
Karakteristik pidato rekreatif
b.
Teori-teori humor
c.
Teknik-teknik humor
d.
Organisasi pesan
A. Latar
Belakang Masalah
Di
Perguruan Tinggi Negara (Universitas Pendidikan Indonesia), terdapat berbagai
jenis jurusan salahsatu jurusan di Perguruan Tinggi tersebut yaitu Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Terdapat berbagai jenis matakuliah,
yang salahsatunya yaitu matakuliah Pembelajaran Berbicara.
Sehubungan
dengan mata kuliah pembelajaran berbicara, maka penulis perlu membuat laporan
buku yang berkaitan dengan matakuliah tersebut.
Penulis
memilih buku “Retorika Modern (Pendekatan Praktis)” karya Jalaluddin Rakhmat
karena buku ini berupaya memberikan petunjuk-petunjuk praktis dalam retorika
khususnya tentang tata cara berpidato dari awal persiapan, penyusunan dan
penyampaian pidato.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana sejarah perkembangan retorika?
2.
Bagaimana perkembangan retorika zaman
romawi?
3.
Bagaimana perkembangan retorika abad
pertengahan?
4.
Bagaimana perkembangan retorika modern?
5.
Apa saja Jenis-jenis pidato?
6.
Bagaimana cara memilih topik dan tujuan?
7.
Bagaimana cara mengembangkan bahasan?
8.
Apakah prinsip-prinsip komposisi pidato?
9.
Bagaimana cara menyusun pesan pidato?
10. Bagaimana
cara membuat garis-garis besar pidato?
11. Bagaimana
cara memilih kata-kata?
12. Bagaimana
cara membuka pidato?
13. Bagaimana
cara menutup pidato?
14. Bagaimana
cara membangun kepercayaan diri dan kredibilitas?
15. Apa
saja prinsip-prinsip penyampaian pidato?
16. Apa
saja Isi pesan yang harus disampaikan?
17. Bagaimana
cara mengorganisasi pesan?
18. Bagaimana
teknik pengembangan bahasan?
19. Apa
saja teknik-teknik persuasif?
20. Bagaimana
menetapkan daya tarik motif?
21. Bagaimana
mengungkapkan pencitraan (imagery)?
22. Bagaimana
isi pesan persuasif?
23. Bagaimana
cara mengorganisasi pesan persuasif?
24. Apa
saja karakteristik pidato rekreatif?
25. Apa
saja teori-teori humor?
26. Bagaimana
cara membuat teknik-teknik humor?
27. Bagaimana
cara mengorganisasi pesan?
C. Tujuan
Penulisan Laporan Buku
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah penelitian ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.
Sejarah perkembangan retorika
2.
Retorika zaman romawi
3.
Retorika abad pertengahan
4.
Retorika modern
5.
Jenis-jenis pidato
6.
Memilih topik dan tujuan
7.
Mengembangkan bahasan
8.
Prinsip-prinsip komposisi pidato
9.
Menyusun pesan pidato
10. Membuat garis-garis besar pidato
11. Memilih
kata-kata
12. Membuka
pidato
13. Menutup
pidato
14. Membangun
kepercayaan diri dan kredibilitas
15. Prinsip-prinsip
penyampaian pidato
16. Isi
pesan
17. Organisasi
pesan
18. Teknik
pengembangan bahasan
19. Teknik-teknik
persuasif
20. Menetapkan
daya tarik motif
21. Pencitraan
(imagery)
22. Isi
pesan persuasif
23. Organisasi
pesan persuasif
24. Karakteristik
pidato rekreatif
25. Teori-teori
humor
26. Membuat
teknik-teknik humor
27. Organisasi
pesan
D. Manfaat
Penulisan Laporan Buku
Laporan
buku ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis laporan buku ini berguna sebagai pengetahuan tentang
bahasa indonesia khususnya pembelajaran berbicara, dengan pembahasan tentang
retorika. Secara praktis laporan buku ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.
Penulis, sebagai wahana penambah
pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang matakuliah pembelajaran
berbicara pada pembahasan retorika.
2.
Pembaca, sebagai media informasi tentang
buku Retorika Modern (Pendekatan Praktis) baik secara teoretis maupun secara
praktis.
E. Sistematika
Penulisan Laporan Buku
1.
JUDUL
2.
KATA PENGANTAR
3.
DAFTAR ISI
4.
BAB I PENDAHULUAN
Gambaran
Isi Buku
Latar
Belakang Masalah
Rumusan
Masalah
Tujuan
Penulisan Laporan Buku
Manfaat
Penulisan Laporan Buku
Sistematika
Penulisan Laporan Buku
5.
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU
Isi dan Pembahasan Laporan
Buku
6.
BAB III PENUTUP
Saran
7.
DAFTAR PUSTAKA
8.
LAMPIRAN
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU
ISI DAN PEMBAHASAN LAPORAN BUKU
A. Isi
dan Pembahasan Laporan Buku
1. BAB
I SEJARAH PERKEMBANGAN RETORIKA
Objek
studi retorika setua kehidupan manusia. Kepasihan bicara mungkin pertama kali
dipertunjukan dalam upacara adat: Kelahiran, kematian, lamaran, perkawinan dan
sebagainya yang disampaikan oleh orang yang mempunyai status tinggi.dan uraian
sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse,sebuah koloni
Yunani di Pulau Sicilia
Corax
membagi pidato pada lima bagian yaitu: pembukaan,
uraian, argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Walaupun demokrasi gaya syracuse tidak bertahan lama,
ajaran corax tetap berpengaruh. Konon, Gelon, penguasa yang menggulingkan
demokrasi dan menegakkan kembali tirani, menderita halitosis(bau mulut).
Masih
di Pulau Sicilia, tetapi di Agrigentum, hidup Empedocles (490-430 SM), filosof,
mistikus, politisi,dan sekaligus orator. Ia sangat cerdas dan menguasai banyak
pengetahuan. Ia mengajarkan prinsip-prinsip retorika,yang kelak dijual Gorgias
kepada penduduk Athena dan pada tahun 427 SM Gorgias dikirim sebagai duta ke
Athena. Disana Gorgias mendirikan sekolah retorika, bersama Protagoras dan
kawan- kawan Gorgias berpindah dari suatu kota ke kota lain.
Protagoras
menyebut kelompoknya sophistai “guru
kebijaksanaan”. Dan sejarahwan menyebut mereka kelompok sophis. Retorika bagi mereka bukan hanya ilmu berpidato, tetapi
meliputi pengetahuan sastra, gramatika, dan logika. Berkat kaum Sophis,abad
keempat sebelum masehi adalah abad retorika, jago- jago pidato muncul di pesta
Olimpiade, di gedung perwakilan dan pengadilan. Sebagai contoh: Demosthenes dan
Isocrates.
Demosthenes
mengembangkan gaya bicara yang tidak berbunga- bunga, tetapi jelas dan keras.
Sedangkan gaya bahasa Isocrates telah mengilhami tokoh- tokohretorika sepanjang
zaman: Cicero, Milton, Massilon, Jeremy taylor, dan Edmund Burke.
Aristoteles
mengemukakan lima hukum retorika(The Five Canons Of Retoric) yaitu:
a. Inventio(penemuan)
b. Dispositio(penusunan)
c. Elocutio
(gaya)
d. Memoria
(memori)
e. Pronuntiatio
(penyampaian)
Retorika zaman romawi
Orang-orang Romawi selama dua ratus
tahun setelah De Arte Rhetorica tidak menambahkan apa-apa yang berarti bagi
perkembangan retorika. Orang-orang Romawi bahkan hanya mengambil segi-segi
praktisnya saja. Walaupun begitu, kekaisaran Romawi bukan saja subur dangan
sekolah-sekolah retorika; tetapi juga kaya dengan orator-orator ulung:
Antonius, Crassus, Rufus, dan Hortensius.
Kemampuan Hortensius disempurnakan oleh
Cicero. Pada tahun (45-44SM) ia menulis banyak buku filsafat dan lima buah buku
retorika.bahkan, Caesar, penguasa Romawi yang ditakuti memuji Cicero “Anda
telah menemukan smua khazanah retorika, dan andalah orang pertama yang
menggunakan semuanya. Anda telah mendapatkan kemenangan yang lebih disukai dari
kemenangan para jendral. Karena sesungguhnya lebih agung memperoleh batas-batas
kecerdasan manusia daripada memperluas batas-batas kerajaan Romawi.
Retorika abad
pertengahan
Sejak zaman Yunani sampai zaman Romawi,
retorika selalau berkaitan dengan kenegarawanan. Tetapi abad pertengahan sering
di sebut abad kegelapan, juga buat retorika. Karena ketika agama Kristen
berkuasa,retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah.
Dalam On Christian Doctrine (426), ia menjelaskan bahwa para pengkhotbah
harus sanggup mengajar, menggembirakan, dan menggerakkan- yang oleh Cicero
disebut sebagai kewajiban orator.
Satu abad kemudian, di Timur muncul
peradaban baru. Seorang Nabi menyampaikan firman Tuhan, “berilah mereka nasihat
dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa
mereka”(Alquran 4:6irman Tuhan ini, “Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara
yang baik itu ada sihirnya”.
Balaghdad menjadi disiplin ilmu yang
menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam.Kaum muslim menggunakan
Balaghdad sebagai pengganti retorika. Balaghdad, beserta ma’ani dan bayan,
masih bersembunyi di pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam
tradisional.
Retorika modern
Abad pertengahan berlangsung selama
seribu tahun (400-1400).Renaissance mengantarkan kita kepada retorika modern. Yang
membangun jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah
Roger Bacon(1214-1219). Ia bukan saja memperkenalkan metode
eksperimental,tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis
dalam studi retorika.
Aliran pertama retorika dalam masa
modern, yang menekankan proses psikologis dikenal sebagai Aliran Epistemologis. Epistemologi membahas”teori pengetahuan”;
asal-usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia.
Aliran retorika modern kedua dikenal
sebagai gerakan belles lettres (Bahasa
Prancis: tulisan yang indah). Retorika Belletris sangat mengutamakan keindahan
bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi
informatifnya. Hugh Blair (1718-1800) menulis Lectures on rhetoric and belles lettres. Di sini ia menjelaskan
hubungan antara retorika, sastra, dan kritik.
Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis, justru menekankan teknik penyampaian pidato. Dalam
perkembangannya, gerakan elokusionis dikritik karena perhatian dan kesetiaan
yang berlebihan pada teknik.
Pada abad ke-20 retorika mengambil
manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu-ilmu perilaku
seperti psikologi dan sosiologi. Dibawah ini diperkenalkan sebagian dari
tokoh-tokoh retorika mutakhir:
a. James
A. Winans
b. Charles
Henry Woolbert
c. William
Noorwood Brigance
d. Alan
H. Monroe
2. BAB
II TAHAP PERSIAPAN PIDATO
Jenis-jenis
pidato
a. Impromtu,
apabila anda menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untuk menyampaikan
pidato, pidato yang anda lakukan disebut impromtu.
b. Manuskrip,
disebut juga pidato dengan naskah.
c. Memoriter,
pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata.
d. Ekstempore,
adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru
pidato yang mahir.
Memilih topik dan
tujuan
Untuk membantu anda menemukan topik
Prof. Wayne N.Thompson menyusun sistematika sumber topik sebagai berikut:
a. Pengalaman
pribadi
- Perjalanan
- Tempat
yang pernah dikunjungi
- Kelompok
anda
- Wawancara
dengan tokoh
- Kejadian
luar biasa
- Peristiwa
lucu
- Kelakuan
atau adat yang aneh
b. Hobby
dan keterampilan
- Cara
melakukan sesuatu
- Cara
bekerja sesuatu
- Peraturan
dan tata cara
c. Pengalaman
pekerjaan atau profesi
- Pekerjaan
tambahan
- Profesi
keluarga
d. Pelajaran
sekolah atau kuliah
- Hasil-hasil
penelitian
- Hal-hal
yang perlu diteliti lebih lanjut
e. Pendapat
pribadi
- Kritikan
pada permainan, film, buku, puisi, pidato, atau siaran radio dan televisi
- Hasil
pengamatan pribadi
f. Peristiwa
hangat dan pembicaraan publik
- Berita
halaman muka surat kabar
- Topik
tajuk rencana
- Artikel
pada kolom yang lain
- Berita
radio dan televisi
- Topik
surat kabar daerah
- Berita
dan tajuk surat kabar kampus
- Percakapan
diantara mahasiswa
- Kuliah
- Penemuan
mutakhir
- Peristiwa
yang bakal terjadi
g. Masalah
abadi
- Agama
- Pendidikan
- Soal
masyarakat yang belum selesai
- Problem
pribadi
h. Kilasan
biografi
- Orang-orang
terkenal
i. Kejadian
khusus
- Perayaan
atau peringatan
- Peristiwa
yang erat kaitannya dengan peringatan
j. Minat
khalayak
- Pekerjaan
- Hobby
- Rumah
tangga
- Pengembangan
diri
- Kesehatan
dan penampilan
- Tambahan
ilmu
- Minat
khusus
- Lain-lain
Kriteria topik yang
baik
a. Topik
harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan anda
b. Topik
harus menarik minat anda
c. Topik
harus menarik minat pendengar
d. Topik
harus sesuai dengan pengetahuan pendengar
e. Topik
harus terang ruang lingkup dan pembatasannya
f. Topik
harus sesuai dengan waktu dan situasi
g. Topik
harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Merumuskan judul
Judul adalah nama yang akan diberikan
untuk pokok bahasan. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat:1) relevan artinya ada hubungannya dengan
pokok-pokok bahasan. 2) provokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu
dan antusiasme pendengar. 3) singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek
kalimatnya, dan enteng diingatnya.
Menentukan tujuan
Ada
dua macam tujuan yakni:
a. Tujuan
umum:1) memberitahukan (informatif) ditujukan untuk menambah pengetahuan
pendengar. 2) persuasif ditujukan agar orang mempercayai sesuatu, melakukannya,
atau terbakar semangat antusiasmenya. 3) pidato yang paling sukar dan paling
cepat diketahui hasilnya adalah pidato rekreatif (untuk menghibur).
b. Tujuan
khusus: tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat
kongkret dan sebaiknya dapat diukur dan dibuktikan segera.
Didalam merumuskan tujuan kita perlu
memperhatikan kemampuan khalayak untuk melaksanakan harapan-harapan kita,
sikapnya, situasi pidato, tujuan utama kita, dan batas waktu yang tersedia.
Mengembangkan bahasan
Teknik
pengembangan bahasan dapat dikelompokkan dalam enam macam:
a. Penjelasan,
keterangan yang sederhana dan tidak terinci.
b. Contoh,
dapat mengkongkretkan gagasan, sehingga lebih mudah dipahami.
c. Analogi,
perbandingan antara dua hal atau lebih untuk menunjukan persamaannya atau
perbedaannya.
d. Testimoni,
pernyataan para ahli yang kita kutip untuk menunjang pembicaraan kita.
e. Statistik,
angka-angka yang digunakan untuk menunjukan perbandingan kasus dalam jenis
tertentu. Statistik diambil untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan
meyakinkan.
f. Perulangan,
dapat menimbulkan kesan yang kuat. Berfungsi mengingatkan kembali dengan
penyajian yang berbeda.
3. BAB
III TAHAP PENYUSUNAN PIDATO
Prinsip-prinsip
komposisi pidato
a. Kesatuan
(unity), menurut Aristoteles komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang
utuh. Ini meliputi kesatuan isi, tujuan, dan sifat (mood).
b. Pertautan
(coherence), menunjukan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.
Untuk memelihara pertautan digunakan tiga cara: ungkapan penyambung (connective
phrases), paralelisme, dan gema (echo).
c. Titik
berat (emphasis), menunjukan kepada pendengar bagian-bagian yang patut
diperhatikan.
Menyusun pesan pidato
a. Organisasi
pesan, dapat mengikuti enam macam urutan
(sequence): 1) urutan deduktif, dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama
kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti. 2)
urutan induktif, kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. 3) urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu
terjadinya peristiwa. 4) urutan logis, pesan disusun berdasarkan
sebab-ke-akibat atau akibat-ke-sebab. 5) urutan spasial, pesan disusun
berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan kalau pesan berhubungna dengan subjek
geografis atau keadaan fisik lokasi. 6) urutan tropikal, pesan disusun
berdasarkan topik pembicaraan. Klasifikasinya dari yang penting kepada yang
kurang penting, dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang dikenal kepada
yang asing.
b. Pengaturan
pesan, Alan H.Monroe mengemukakan sistem penyususnan pesan yakni: 1) tahap
perhatian, khalayak dapat memperhatikan pesan pidato secara sengaja, karena ia
berkeinginan untuk mendengarnya. Hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap ini
adalah cara membuka pidato. 2) tahap kebutuhan, jenis tahap kebutuhan
disesuaikan dengan tujuan pidato. Dalam tahap ini kita menggunakan empat macam
teknik pengembangan yaitu pernyataan, ilustrasi, ramifikasi, dan penunjukkan.
3) pada tahap ini kita berusaha agar khalayak menyetujuia gagasan yang kita
kemukakan atau memahami pokok yang kita sampaikan. 4) Tahap visualisasi, tahap
ini umumnya terdapat pada pidato persuasif. Visualisasi berrati membayangkan
pelaksanaan gagasan pada waktu mendatang. Visualisasi disebut juga tahap
proyeksi. 5) tahap tindakan, tahap ini biasanya terdapat pada pidato persuasif
juga. Fungsinya ialah merumuskan tahap visualisasi dalam bentuk sikap dan
keyakinan tertentu atau tindakan yang nyata. Tahap ini merupakan penutup
pidato, tekniknya dapat dibaca pada cara menutup pidato.
Membuat garis-garis
besar pidato
a. Ciri-ciri
garis besar yang baik: 1) garis besar terdiri dari tiga bagian pengantar, isis,
dan penutup. 2) lambang ynag digunakan untuk menunjukan bagian-bagian tidak
boleh membingungkan. Ada dua macam sistem lambang yaitu sistem angka, dan
sistem kombinasi. 3) pikiran pokok dan penunjang dibedakan dengan penulisan
yang menjorok ke dalam.
b. Macam-macam
garis besar menurut Alan H.Monroe: 1) garis besar lengkap, diperklukan dalam
proses pengembangan pidato dan digunakan pembicara yang bukan ahli dalam
penyajiannya. 2) garis besar singkat diperlukan hanya sebagai pedoman atau
pengingat saja, digunakan oleh pembicara ahli dalam proses penyampaian pidato.
3) garis besar alur teknis, dapat ditulis sejajar dengan garis besar lengkap
diletakkan pada kertas lain.
Memilih kata-kata
a. Kata-kata
harus jelas, ini berarti bahwa kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan
arti ganda (ambigues). Untuk mencapai kejelasan seperti itu, hal-hal berikut
harus diperhatikan: 1) gunakan istilah yang spesifik (tertentu). 2) gunakan
kata-kata yang sederhana. 3) hindari istilah-istilah teknis. 4) berhemat dalam
penggunaan kata-kata. 5) gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan
yang sama dengan kata yang berbeda.
b. Kata-kata
harus tepat, ini berarti kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan
kepribadian komunikator, jenis pesan, keadaan khalayak, dan situasi komunikasi.
Untuk memperoleh kata-kata yang tepat prinsip-prinsip berikut ini selalu harus
diperhatikan: 1) hindari kata-kata klise, kata klise ialah kata yang sudah
terlalu sering digunakan atau sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman. 2) gunakan bahasa pasaran secara hati-hati, bahasa pasaran (slang) ialah
bahasa yang dipergunakan bukan oleh orang yang terpelajar tetapi diterima dalam
percakapan sehari-hari. 3) hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut. 4)
hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan. Vulgarisme ialah kata-kata
kampungan yang hanya digunakan oleh masyarakat rendahan. 5) jangan menggunakan
penjulukan. Penjulukan (name calling) adalah pemberian nama jelek pada sesuatu
atau seseorang yang tidak kita senangi. 6) jangan menggunakan eufemisme yang
berlebih-lebihan. Eufemisme ialah ungkapan pelembut yang biasanya menggantikan
kata-kata yang terasa kurang enak.
c. Kata-kata
harus menarik, kata-kata juga harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup, dan
merebut perhatian. Untuk itu, berikut ini kita tuturkan beberapa petunjuk: 1) pilihlah
kata-kata yang menyentuh langsung diri khalayak. 2) gunakan kata berona. Kata
berona (colorfull word) ialah kata yang dapat melukiskan sikap dan perasaan
atau keadaan. 3) gunakan bahasa yang figuratif. Bahasa figuratif ialah bahasa
yang dibentuk begitu rupa sehingga menimbulkan kesan yang indah. 4) gunakan
kata-kata tindak (action word).
Cara membuka pidato
Pembukaan pidato adalah bagian penting
dan menentukan. Kegagalan dalam membuka pidato akan menghancurkan seluruh
komposisi dan presentasi pidato. Tujuan utama pembukaan pidato adalah
membangkitkan perhatian memperjelas latar belakang pembicaraan dan menciptakan
kesan yang baik mengenai komunikator. Yang pertama kali harus anda lakukan adalah
mengesankan agar pendengar siap untuk memperhatikan anda. Sebagai pedoman anda
dapat memilih salah satu di antara cara-cara dibawah ini:
a. Langsung
menyebutkan pokok persoalan
b. Melukiskan
latar belakang masalah
c. Menghubungkan
dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian
khalayak
d. Menghubungkan
dengan peristiwa yang sedang diperingati
e. Menghubungkan
dengan tempat komunikator berpidato
f. Menghubungkan
dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak
g. Menghubungkan
dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu
h. Menghubungkan
dengan kepentingan vital pendengar
i. Memberikan
pujian kepada khalayak atas prestasi mereka
j. Memulai
dengan pernyataan yang mengejutkan
k. Mengajukan
pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan
l. Menyatakan
kutipan
m. Menceritakan
pengalaman pribadi
n. Mengisahkan
cerita faktual, fiktif atau situasi hipotesis
o. Menyatakan
teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya
p. Membuat
humor
Cara menutup pidato
Permulaan dan akhir pidato adalah
bagian-bagian yang paling menentukan. Di dalam penutup pidato harus dapat
memfokuskan pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan
penting dari seluruh isi pidato. Di bawah ini ada beberapa cara menutup pidato:
a. Menyimpulkan
atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan
b. Menyatakan
kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda
c. Mendorong
khalayak untuk bertindak (appeal for action)
d. Mengakhiri
dengan klimaks
e. Mengatakan
kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli
f. Menceritakan
contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan
g. Menerangkan
maksud sebenarnya pribadi pembicara
h. Memuji
dan menghargai khalayak
i. Membuat
pernyataan yang humoris atau anekdot lucu
4. BAB
IV TAHAP PENYAMPAIAN PIDATO
Membangun
kepercayaan diri dan kredibilitas
a. Kecemasan
berkomunikasi: diagnosis
Banyak
istilah yang digunakan untuk menamai gejala ini seperti demam panggung (stage
fright), kecemasan bicara (speech anxiety), atau yang lebih umum stres kerja
(performance stress). Anda mengalami gejala ini apabila anda harus bekerja di
bawah pengawasan orang lain. Inilah gejala yang dirasakan orang yang mengalami
kecemasan berkomunikasi:
- Detak
jantung yang cepat
- Telapak
tangan atau punggung berkeringat
- Nafas
terengah-engah
- Mulut
kering dan sukar menelan
- Ketegangan
otot dada, tangan, leher, dan kaki
- Tangan
atau kaki bergetar
- Suara
bergetar dan parau
- Berbicara
cepat dan tidak jelas
- Tidak
sanggup mendengar atau konsentrasi
- Lupa
atau ingatan hilang
b. Sebab-sebab
kecemasan komunikasi adalah sebagai berikut:
- Tidak
tahu apa yang harus dilakukan, untuk mengobati gejala tersebut latihan dan
pengalaman sangat menentukan
- Karena
tahu akan dinilai
- Terjadi
apabila pembicara berhadapan dengan situasi yang asing dan ia tidak siap
c. Metode
mengendalikan kecemasan komunikasi
Ada
dua metode dalam mengendalikan kecemasan komunikasi pertama metode jangka
panjang yakni ketika kita secara berangsur-angsur mengembangkan keterampilan
mengendalikan kecemasan komunikasi. Kedua metode jangka pendek yakni ketika
kita harus segera mengendalikan kecemasan komunikasi pada waktu atau sebelum
menyampaikan pidato.
d. Komponen-komponen
kredibilitas
Kredibilitas
tidak melekat pada diri pembicara. Kredibilitas terletak pada persepsi khalayak
tentang pembicara. Kredibilitas dapat dibentuk dan dibangun.
e. Membangun
kredibilitas
Salah
satu komponen penting kredibilitas adalah otoritas. Memiliki otoritas artinya
memiliki keahlian yang diakui. Otoritas dibentuk karena orang melihat latar
belakang pendidikan dan pengalaman. Komponen kedua dalam kredibilitas adalah good
sense. Pendengar menyukai dan akhirnya menerima gagasan yang dikemukakan oleh
pembicara yang dipandang objektif. Erat kaitannya dengan good sense adalah good
character (akhlak yang baik). Termasuk akhlak yang baik adalah kejujuran,
integritas, ketulusan. Komponen kredibilitas yang ke empat adalah good will.
Para pendengar akan tertarik kepada anda apabila mereka tahu bahwa anda
berbicara untuk kepentingan mereka. Komponen akhir kredibilitas adalah
dinamisme. Dinamisme adalah ekspresi fisikal dari komitmen psikologis anda
terhadap topik.
Glenn
R.Capp dan G.Richard Capp,Jr., dalam Basic
Oral Communication menjelaskan lima cara bagaimana anda dinilai orang lain
yaitu:
- Anda
dinilai antara lain dari reputasi yang mendahului anda
- Anda
dinilai antara lain dari perkenalan tentang anda
- Anda
dinilai antara lain dari apa yang anda ucapkan
- Anda
dinilai antara lain dari cara anda berkomunikasi
- Anda
dinilai antara lain dari pernyataan-pernyataan yang menciptakan ethos
Prinsip-prinsip
penyampaian pidato
Ada tiga prinsip penyampaian pidato
yaitu: 1) pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak (kontak). 2)
gunakan lambang-lambang auditif atau usahakan agar suara anda memberikan makna
yang lebih kaya pada bahasa anda (olah vokal). 3) berbicaralah dengan seluruh
kepribadian anda; dengan wajah, dan tubuh anda (olah visual).
a. Kontak
Sebagian
pakar komunikasi menyebutnya rapport- hubungan erat dengan pendengar. Pidato
adalah komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah. Teknik pertama untuk
menjalin hubungan adalah melihat langsung kepada khalayak. Disamping kontak
visual, anda juga melakukan kontak mental.
b. Karakteristik
olah vokal
Mekanisme
olah vokal mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat. Ada tiga hal
yang harus diperhatikan dalam olah vokal: kejelasan (intelligibility),
keragaman (variety), dan ritma (rhythm), termasuk keragaman adalah hentian
(pause). Artikulasi menunjukkan proses pembentukan dan pemisahan bunyi oleh
mekanisme vokal organ-organ bunyi. Pelapalan menunjukan cara mengucapkan setiap
bunyi. Dialek adalah sejenis ragam bahasa, dikembangkan oleh suatu kelompok dan
terdiri dari perbendaharaan bahasa, tata bahasa, dan pelapalan yang
membedakannya dari kelompok pengguna bahasa lain. Keragaman adalah
karakteristik vokal yang paling memperngaruhi makna. Keragaman terdiri dari
pitch (nada) adalah jumlah gelombang yang dihasilkan sumber energi, duration
adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengucapkan satu suku kata, rate
atau kecepatan bicara menunjukan jumlah kata yang diucapkan dalam satu menit.
Rate dikontrol oleh pause (hentian) yang berarti menghentikan bunyi, ritma
adalah keteraturan dalam meletakkan tekanan pada bunyi, suku kata, tata kaliat
atau paragraf. Tekanan pada satuan ungkapan yang kecil disebut stress atau
aksen. Tekanan pada ungkapan yang panjang misalnya paragraf adalah tempo.
c. Olah
visual
Para
sarjana komunikasi membagi lisan keadaan kepada dua hal: gerakan fisik
(physical action) atau tubuh (bodily action) dan alat-alat visual (visual
aids). Fungsi gerak fisik digunakan paling tidak untuk tiga hal: menyampaikan
makna, menarik perhatian, dan menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat. Ada
macam-macam gerak tubuh: gerak seluruh torso misalnya anda berjalan dari satu
tempat ketempat lain, gerak sebagian tubuh misalnya gerak tangan, kaki, bahu,
ekspresi wajah dan posture misalnya posisi pembicara ketika duduk atau berdiri.
Karakteristik
isyarat yang baik:
- Bersifat
spontan dan ilmiah
- Mengkoordinasikan
seluruh gerak tubuh
- Dilakukan
pada waktu yang tepat
- Dilakukan
penuh tidak sepotong-sepotong
- Kekuatan
isyarat itu disesuaikan dengan gagasan yang dikemukakan
- Harus
sesuai dengan besar dan jenis khalayak
- Bervariasi
5. BAB
V PIDATO INFORMATIF
Pidato
informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak diharapkan
mengetahui, mengerti dan menerima informasi itu.
Isi pesan
Supaya isi pesan itu
mudah diingat dan dipahami, Ehninger dan kawan-kawan menyarankan hal-hal
berikut:
a. Gagasan
utama tidak boleh terlalu banyak
b. Jelaskan
istilah-istilah yang aneh dan kabur
c. Atur
kecepatan menyajikan informasi
d. Jelaskan
perpindahan pokok pembicaraan
e. Gunakan
kata kongkret
f. Hubungkan
yang tidak diketahui dengan yang diketahui
g. Masukkan
bahan-bahan yang menarik perhatian
Organisasi pesan
Penyusunan pesan menurut Monroe : Pada
tahap perhatian, anda harus menarik perhatian pendengar. Anda harus memusatkan
perhatian yang terbagi kepada pokok bahasan yang anda sampaikan. Pada tahap
kebutuhan, anda menjelaskan mengapa informasi yang akan anda sampaikan itu
penting bagi khalayak. Bagi khalayak yang baru pertam kali mendengar topik,
lakukanlah empat cara: pernyataan, ilustrasi, peneguhan, dan penunjukan. Tapa
pemuasan, anda menyampaikan informasi itu sendiri, tahap ini sebaiknya dibagi
menjadi tiga bagian: ikhtisar pendahuluan, informasi terinci, dan ikhtisar
akhir.
Teknik pengembangan
bahasan
Dalam memilih teknik-teknik pengembangan
bahasan pesan yang disajikan harus kaya dengan informasi dan dapat menarik
perhatian. Kita dapat menyajikan informasi melalui fakta yakni pernyataan yang
menunjukan bahwa sesuatu itu benar. Untuk mengungkapkan fakta tersebut harus
disajikan dengan format-format berikut: pertama anda ungkapkan pengalaman
pribadi anda yang berhubungan dengan topik yang dibicarakan, kedua anda
tunjukan kebenaran fakta dengan demonstrasi.
Teknik-teknik
pengembangan bahasan dalam pengantar
a. Menarik
perhatian: gunakan hentian panjang untuk memusatkan perhatian, ajukan pertanyaan
retoris, pancing jawaban dari pendengar, kutip statistik yang mengejutkan,
ceritakan kisah atau anekdot, dan buat humor.
b. Mengumumkan
topik: sebutkan topik secara langsung, dekati topik secara tidak langsung dari
cerita hipotesis.
c. Menegaskan
relevansi: menjelaskan mengapa anda memilih topik, tunjukan bagaimana topik
mempengaruhi khalayak, perlihatkan bagaimana khalayak dapat menarik keuntungan,
hubungan dengan situasi pembicara atau acara yang sedang berlangsung.
d. Membangun
kredibilitas: tegaskan siapa anda, jelaskan alasan pribadi mengapa anda
berbicara, tunjukan latar belakang yang relevan dengan topik, perlihatkan
pengetahuna dan pengalaman, perlihatkan good sense dangood will, tampakkan
semangat dalam suara dan cara.
e. Menyusun
pesan: sebutkan cakupan yang kan dibahas, tunjukan susunan pokok bahasan,
gunakan perpindahan gagasan yang jelas.
6. BAB VI PIDATO PERSUASIF
Teknik-teknik persuasi
:
Ehninger, Monroe, dan
Gronbeck dalam Principles and Types of
Communication, merinci teknik-teknik persuasi berdasarkan jenis
khalayaknya. Yaitu :
a. Khalayak
tak sadar
Kadang-kadang
pendengar anda tidak sadar akan adanya masalah atau tidak tahu bahwa perlu
mengambil keputusan.
b. Khalayak
apatis
Berbeda
dengan khalayak pertama, khalayak apatis tahu ada masalah, tetapi mereka acuh
tak acuh saja.
c. Khalayak
yang tertarik tapi ragu
Sebagian
khalayak tahu dan sadar akan adanya masalah; tahu bahwa perlu mengambil
keputusan , tetapi mereka masih meragukan keyakinan yang harus mereka atau
tindakan yang harus mereka jalankan.
d.
Khalayak yang bermusuhan
Kadang-kadang
khalayak sadar bahwa ada problem atau bahwa ada masalah yang harus diatasi,
tetapi mereka menentang usulan yang anda ajukan.
Menetapkan
daya tarik motif
Tujuan
akhir pidato ialah mempengaruhi manusia, sedangkan persuasi sendiri adalah
proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan
manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya
sendiri.
Motif
adalah kondisi intern yang mengatur dan menggalakan tingkah laku menuju arah
tertentu. Daya tarik yang dapat menimbulkan kondisi intern tersebut kita sebut
daya tarik motif (motive appeals).
Motif
Biologis, manusia membutuhkan makanan, minuman,seks, udara, isitirahat, dan
kelangsungan hidup. Kehidupan inilah yang mendorong manusia bergerak, mewarnai
seluruh tingkah lakunya sejak waktu tidurnya sampai gerak pikirannya. Saking
pentingnya motif biologis ini disebut motif primer(primary motives).
Motif
Psikologis, disini dimaksudkan motif yang tidak melibatkan secara langsung
integritas biologis dan organisme. Dalam kategori ini kita masukkan tiga
kelompok motif : motif organisme, motif sosial, dan motif transendental.
Menggunakan
Daya Tarik Motif
Untuk
menggunakan daya tarik motif ini dalam pidato, hal-hal berikut harus
diperhatikan.
1.
Tidak ada daya tarik motif yang paling baik.
2.
Dari sejumlah motif itu, ambilah motif
utamanya saja.
Unsur
Emosi Sebagai Intensifikasi Daya Tarik Motif
Menurut
Emil Dofivat, ada tujuh penggerak emosi, satu yang terakhir tidak kita ulas disini.perinciannya
dijelaskan dibawah ini:
1.
Kebencian
2.
Rasa Belaas
3.
Unsur Seks
4.
Hasrat Menonjol
5.
Dasar Kesusilaan
6.
Dorongan Penglepasan Etis
Faktor
Penentu Kepribadian (Personality Determinant)
Usaha
untuk mencari faktor-faktor yang menentukan kepribadian manusia sudah dilakukan
sejak ribuan tahun yang silam.
Teori Sheldom
cs,manusia dapat digolongkan dalam tiga kategori : endomorfi, mesomorfi,dan okstomorfi.
Teori Sheldon cs tidak semudah seperti yang dinyatakannya, dalam
kenyataannya, umumnya orang mempunyai tipe campuran. Lagi pula, bagi seorang
retor teori ini tidak terlalu banyak faidahnya. Dalam hubungan dengan retorika,
teori Kluckhohn dan Murray, barangkali amat berguna. Mereka menyebutkan empat
macam penentu kepribadian : constitution
(struktur jasmani), group membership (keanggotaan
kelompok) , role (peranan), dan situation (situasi).
Pencitraan
(Imagery)
Setiap saat kita
menerima informasi dari lingkungan kita melalui alat-alat indera kita:
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan penyentuh. Dalam pidato
persuasif,kita harus menyentuh alat-alat indera pendengar, sehingga mereka
merasakan apa yang kita rasakan.
Macam-macam pencitraan:
- Pencitraan
visual
- Pencitraan
auditif
- Pencitraan
cita rasa
- Pencitraan
ciuman
- Pencitraan
sentuhan
- Pencitraan
kinestetik,dan
- Pencitraan
organik
Isi Pesan Persuasif
Dengan merujuk kepada
Wayne N. Thompson dalam Fundamental of
Communication,kita akan menunjukkan “bahan-bahan” yang tepat untuk pidato
persuasif dengan memperhatikan tujuannya: (1) menarik perhatian, (2) meyakinkan,
(3) menyentuh atau menggerakkan.
Menarik
Perhatian
Ada sejumlah daftar
panjang mengenai bahan-bahan yang menarik perhatian. Inilah sebagian dari
daftar itu: 1) Hal konkret,suspense,konflik,gerakan yang berkaitan dengan
sesuatu yang dikenal, yang baru dan eksotik. 2) Fakta sensasional, yang
berhubungan dengan peristiwa aktual, mode, dan sebagainya. 3) Kata-kata berona
dan gaya bahasa. 4)Struktur kalimat yang beragam gaya. 5) Ramalan, 6) Humor. 7)
Yang berhubungan dengan orang, tempat, atau peristiwa lokal.
Meyakinkan
Untuk meyakinkan
pendengar, kita memerlukan bahasan tersendiri berkenaan dengan taknik-teknik
argumentasi.
Menyentuh
dan Menggerakkan
Bahan-bahan yang
menyentuh atau menggerakkan adalah bahan-bahan yang mempunyai pengaruh
psikologis.
Organisasi
Pesan Persuasif
Dalam mengorganisasi pesan
persuasif ada beberapa pola yaitu:
- Pola
pemecahan masalah
- Pola
sebab akibat
- Pola
pro-kontra, dan
- Pola
urutan bermotif.
7. BAB
VII PIDATO REKREATIF
Tertawa adalah
obat terbaik, kata Reader’s Digest.
Karena itu, dalam menghadapi tekanan ekonomi, juga tekanan politik, setiap
bangsa mengembangkan humor yang relevan dengan zaman.
Di Uni Soviet,
setelah perestroika dan glasnost humor-humor politik yang dahulu dibisikkan
dalam lingkungan terbatas, kini dibicarakan di panggung-panggung terbuka.Newsweek, edisi 29 juli yang lalu,
keliru ketika mengatakan rakyat soviet sekarang kehilangan humor mereka.
Karakteristik
Pidato Rekreatif
Tidak melulu melucu, Alan H. Monroe “the
speech to entertain”, pidato untuk menghibur. Pidato rekreatif disampaikan
dalam berbagai situasi:
1) Perhelatan
atau pesta
2) Pertemuan
kelompok
3) Jamuan
makan malam
Teori-teori
humor:
- Teori superioritas
dan degradasi , kita tertawa bila
menyaksikan sesuatu yang janggal (mengikut Plato), atau kekeliruan atau cacat
(kata Aris Toteles).
- Teori bisosiasi, teori
ini dirumuskan oleh Arthur Koestler, tapi berasal dari filusuf-filusuf besar
seperti Pascal, Kant, Spencer, dan Schopenhauer.
- Teori pelepasan inhibisi, Ini
adalah teori yang paling “teoretis” sehingga tidak begitu banyak manfaatnya
buat kita.
Teknik-teknik humor:
- Exaggeration berarti
melebihkan sesuatu secara tidak proporsional.
- Parodi
adalah sejenis komposisi dimana gaya suatu karya yang serius ditiru dengan
maksud melucu.
- Ironi adalah
menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna
harfiahnya.
- Burlesque adalah
teknik membuat humor dengan memperlakukan hal-hal yang serius secara seenaknya.
- Perilaku aneh para tokoh
- Perilaku orang aneh
- Belokan mendadak, teknik
ini dirumuskan Monroe sebagai berikut: bawalah khalayak anda untuk menyakini
bahwa akan berbicara yang biasa, kemudian katakanlah sebaliknya.
- Puns adalah
teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda.
Organisasi
Pesan
Monroe
menyarankan dua cara untuk mengorganisasikan pesan, yaitu: Teknik satu pokok
(one-point speech),dan burlesque. Berikut ini penjelasan
tentang keduanya.
Teknik
Satu Pokok
Bila anda
menggunakan yang pertama ini, pidato anda merupakan serangkaian ilustrasi,
anekdot, dan kontras-kontras humor yang disampaikan secara cepat. Berikut ini
rumusan sederhana untuk organisasi pesan seperti itu.
1. Kisahkan
cerita atau berikan ilustrasi.
2. Tunjukan
gagasan pokok atau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian
pembicaraan anda.
3. Ikuti
dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan.
4. Tutup
dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah anda jelaskan.
Urutan
Bermotif Burlesque
Ketika anda
menggunakan metode kedua ini, pidato anda hanya mengandung tahap perhatian
saja, ditinjau dari reaksi psikologis pendengar. Tahap-tahap yang digunakan
dalam persuasi yang serius:
1. Tahap perhatian.
2. Tahap kebutuhan dan pemuasan.
3. Tahap visualisasi.
4. Tahap tindakan.
BAB III
PENUTUP
Saran
Mestinya
penerbit mencantumkan index pada buku Retorika modern pendekatan praktis karya
Jalaludin Rakhmat ini agar si pembaca lebih mudah mencari dan memahami bahasan
yang terdapat pada buku ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Retorika Modern Pendekatan Praktis.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar