Analisis Film 'Negeri 5 Menara'
NEGERI 5
MENARA
ANALISIS FILM
diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pembelajaran
Berbicara
dosen pengampu: Isah Cahyani, Dr.,
M.Pd
disusun
oleh
Anisa
Prasetia Novia NIM 1103944
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
A.
Analisis Intrinsik Film Negeri 5 Menara
1. Tema
Tema adalah suatu
amanat utama yang disampaikan oleh pengarang atau penulis melalui karangannya
(Gorys Keraf, 1994).Tema dalam film Negeri 5 Menara yaitu kehidupan sosial yang
mengangkat cerita di Sumatra Barat yakni Padang daerah sekitar Danau Maninjau.
dan juga bertemakan religius karena cerita lebih menceritakan kehidupan agama
yakni agama islam. Tepatnya kehidupan di pesantren.
2. Tokoh
a. Alif
Fikri
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun,
berambut hitam, berkulit sawo matang, memakai kacamata, berpostur tubuh tinggi,
kurus.
Secara Sosiologis : berasal dari Padang daerah sekitar Danau Maninjau, baru
lulus MTs ( Madrasah Tsanawiyah) setara dengan SMP, berasal dari keluarga
menengah bawah, kental dengan agama islam.
Secara Psikologis : keras kepala, baik hati, berbakti kepada orang tua,
cerdas, teguh pada pendirian, beragam Islam.
b. Ayah
Alif
Secara Fisiologis : seorang Ayah berusia sekitar 40 tahun, berambut hitam,
berkulit sawo matang, berpostur tubuh tinggi, tidak terlalu kurus.
Secara Sosiologis : berasal dari Padang daerah sekitar Danau Maninjau, kental
dengan agama Islam, keluarga menengah bawah.
Secara Psikologis : lemah lembut, sabar, bijaksana, beragama islam.
c. Ibu
Alif
Secara Fisiologis : seorang Ibu berusia sekitar 35 tahun, berjilbab,
berkulit sawo matang, berpostur tubuh tidak terlalu tinggi, bertubuh sedang.
Secara Sosiologis : berasal dari padang daerah sekitar Danau Maninjau, kental
dengan agama Islam, keluarga menengah bawah.
Secara Psikologis : keras kepala, baik hati, teguh pada pendirian, beragama
islam.
d. Randai
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun,
berambut hitam ikal, bergigi sedikit tonggos, berkulit hitam, kurus, tidak
terlalu tinggi.
Secara Sosiologis : berasal dari Padang daerah sekitar Danau Maninjau, baru
lulus MTs ( Madrasah Tsanawiyah) setara dengan SMP, berasal dari keluarga
menengah bawah, kental dengan agama islam, sahabat karib Alif.
Secara Psikologis : sedikit sombong, pintar, beragama islam.
e. Baso
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun,
berambut hitam, deretan gigi tidak rapih, berkulit hitam, kurus, tidak terlalu
tinggi.
Secara Sosiologis : berasal dari Goa Gorontalo, berasal dari keluarga menengah
kebawah, yatim piatu, kental dengan agama islam, sahabat Alif di Pondok Madani.
Secara Psikologis : baik hati, cerdas, paling pintar diantara shahibul
menara, pintar baca alquran, kurang fasih dalam berbahasa inggris, bijaksana,
sabar, beragama islam.
f. Atang
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun,
berambut hitam cepak, berkulit sawo matang, kurus, tidak terlalu tinggi.
Secara Sosiologis : berasal dari Bandung, berasal dari keluarga menengah
bawah, bahasa sundanya kental sekali, pintar elektronik, sahabat Alif di Pondok
Madani.
Secara Psikologis : ramah, ceplas-ceplos, pintar dalam elektronik, beragama
islam.
g. Said
Jufri
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun,
berambut hitam, berkulit hitam, montok, tinggi.
Secara Sosiologis : berasal dari Surabaya, berasal dari keluarga menengah,
sahabat Alif di Pondok Madani.
Secara
Psikologis : baik hati, senang
bercanda, beragama islam.
h. Raja
Lubis
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 17 tahun,
berambut hitam cepak, berkulit sawo matang, berbadan sedang, tinggi.
Secara Sosiologis : berasal dari Medan, pindah dari SMA dan masuk Pondok
Madani, berasal dari keluarga menengah bawah, sahabat Alif di Pondok Madani.
Secara Psikologis : tempramental, tetapi sebenarnya baik, keras, pintar
bermain alat musik, beragama islam.
i.
Dulmajid
Secara Fisiologis : seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun, berkulit
hitam, berambut hitam, berpostur tubuh tinggi, montok.
Secara Sosiologis : berasal dari Madura, berasal dari keluarga menengah,
sahabat Alif di Pondok Madani.
Secara Psikologis : baik hati, senang bercanda, beragama islam.
j.
Iskandar
Secara Fisiologis : seorang laki-laki berusia sekitar 19 tahun, berpostur
tubuh tinggi, berkulit sawo matang, berambut hitam, memakai peci, jas, tidak
terlalu kurus.
Secara Sosiologis : kelas 4 di Pondok Madani, kepala asrama indonesia 1.
Secara psikologis : baik hati, bijaksana, beragama islam.
k. Ustadz
Salman
Secara Fisiologis : seorang laki-laki berusia sekitar 30 tahun, berambut
hitam, berkulit putih, tidak terlalu kurus, berpostur tubuh tinggi, selalu
memakai peci, baju koko.
Secara Sosiologis : salah satu staff pengajar di Pondok Madani,
berpendidikan, Ahli Ilmu Agama.
Secara Psikologis : semangat, berapi-api, bijaksana, senang memberi motivasi,
cerdas, baik hati, beragama islam.
l.
Rajam
Secara Fisiologis : seorang laki-laki berusia sekitar 19 tahun, berambut
hitam, berkulit hitam, berwajah sangar, berpostur tubuh tinggi besar, selalu
memakai sepeda.
Secara Sosiologis : disegani murid-murid di Pondok Madani, bertugas menjaga
keamanan di Pondok Madani, siswa kelas 4 di Pondok Madani, selalu dijuluki
“mike tison” oleh anggota Shahibul Menara.
Secara Psikologis : tegas, berwibawa, keras, disiplin, beragama islam.
m. Kiai
Rais
Secara Fisiologis : seorang laki-laki berusia sekitar 50 tahun, berkulit
hitam, berambut hitam sedikit beruban, bertubuh tinggi besar.
Secara Sosiologis : seorang kiai Pimpinan Pondok Madani, berpendidikan, ahli
agama.
Secara Psikologis : berwibawa, bijaksana, cerdas, baik hati, beragama islam.
n. Fahmi
Secara Fisiologis : seorang laki-laki berusia sekitar 19 tahun, berkulit
sawo matang, berambut hitam, memakai kacamata, bertubuh tinggi kurus.
Secara Sosiologis : Pimpinan Majalah Syam (majalah di Pondok Madani), siswa
kelas 4 di Pondok Madani.
Secara Psikologis : baik hati, tegas, cerdas, beragama islam.
o. Ahmad
Secara
Fisiologis : seorang laki-laki
berusia sekitar 40 tahun, berkulit sawo matang, berambut hitam, berpostur tubuh
tidak terlalu tinggi, kurus.
Secara
Sosiologis : asisten kiai Rais.
Secara
Psikologis : baik hati, beragama
islam.
p. Sarah
Secara Fisiologis : seorang anak perempuan berusia sekitar 15 tahun,
berkulit putih, cantik, berjilbab, bermata sipit, bertubuh langsing, tinggi.
Secara Sosiologis : keponakan Kiai Rais, berpendidikan, kental dengan Agama
Islam.
Secara Psikologis : baik hati, pintar fotografi, agamis, beragama islam.
q. Anisa
Secara Fisiologis : seorang anak perempuan berusia sekitar 15 tahun,
berkulit putih, berjilbab, bertubuh langsing, tidak terlalu tinggi.
Secara Sosiologis : Anak perempuan Kiai Rais.
Secara Psikologis : baik hati, penurut, beragama islam.
r.
Ustadz Torik
Secara Fisiologis : seorang laki-laki berusia sekitar 30 tahun, berkulit
sawo matang, berambut hitam, bertubuh tinggi besar.
Secara Sosiologis : seorang ustadz pemimpin club bulu tangkis,
berpendidikan,selain itu memegang surat izin untuk keluar masuk Pondok Madani.
Secara Psikologis : disiplin, tegas, mahir bermain bulu tangkis, beragama
islam.
s. Istri
Kiai Rais
Secara Fisiologis : seorang perempuan berusia sekitar 40 tahun, berkulit
putih, berjilbab, bertubuh montok, tidak terlalu tinggi.
Secara Sosiologis : istri dari Kiai Rais, berpendidikan.
Secara Psikologis : baik hati, beragama islam.
3. Latar
Latar
yang ada dalam Film “Negeri 5 Menara” yaitu:
a. Padang,
Sumatra Barat tepatnya di daerah sekitar danau Maninjau. Tempat Alif tinggal.
b. Ponorogo,
Jawa tepatnya di Pesantren Pondok Madani.
c. Bandung,
tempat tinggal Atang.
d. Amerika,
tempat Alif kerja.
e. London,
tempat Alif, Atang dan Raja bertemu.
f. Jakarta,
tempat Said, dan Dulmajid ditelpon oleh Alif,Atang, dan Raja.
g. Goa,
Gorontalo, tempat Baso tinggal.
4. Alur
Alur
di dalam Film “Negeri 5 Menara” ada dua yaitu alur kedewasaan, dan alur
pendidikan. Alur kedewasaan yaitu Tokoh utama (ganteng, menarik), justru tidak berpengalaman dan
bersifat kenak-kanakan. Tokoh itu menjadi matang, dewasa karena
peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Sedangkan alur
pendidikan yaitu Terjadi
perbaikan atau peningkatan pandangan tokoh utama. Agak mirip alaur kedewasaan,
tetapi dalam hal ini perubahan batiniah tidak mempengaruhi perilaku aktual sang
tokoh.
5. Nilai.
Nilai-nilai
yang terkandung di dalam Film “Negeri 5 Menara” yaitu nilai sosial dimana film
tersebut menunjukan betapa berartinya persahabatan, saling tolong menolong.
Nilai moral dimana di film tersebut sangat ditonjolkan kehidupan yang bermoral,
dan agamis yaitu nilai-nilai islam.
6. Fungsi
Film
“Negeri 5 Menara” memiliki fungsi eksperensial yaitu fungsi
pengalaman-pengalaman manusia yang berharga sehingga kita dapat menghayatinya.
Tercermin dari cerita hidup para anak-anak yang tergabung dalam Shahibul
Menara, kita dapat memetik pelajaran dari kehidupan mereka. fungsi informatif
yaitu menyuguhkan atau menawarkan informasi, tercermin dari pelajaran-pelajaran
yang ada di Pondok Madani terutama pelajaran tentang agama islam. Fungsi
penyadaran yaitu berfungsi menyadarkan, misalnya menyadarkan bahwa setiap kehendak
yang kita inginkan belum tentu baik bagi diri kita. Seperti keinginan Alif yang
ingin masuk SMA daripada Pondok Madani. Fungsi rekreatif yaitu menghibur,
misalnya dengandiselipi kekonyolan-kekonyolan setiap anak-anak yang tergabung
dalam Shahibul Menara.
7. Pengalaman
Film
“Negeri 5 Menara” memberikan pengalaman religius-sufistik-propotis yaitu
pengalaman yang bersifat bathiniyah, karena cerita tersebut lebih menonjolkan
unsur keagamaan yakni agama islam.
B. Kelebihan
dan Kelemahan Film Negeri 5 Menara
Film Negeri 5 Menara disajikan dengan
sangat baik, karena memberikan pesan moral yang baik bagi penonton akan tetapi
masih terdapat kelemahannya karena cerita terlalu banyak yang dipotong
sutradara. Sehingga cerita tidak tersampaikan dengan utuh. Banyak adegan-adegan
yang ada di dalam novel tidak disampaikan di dalam Film. Seperti: di dalam
novel Alif tidak ingin Sekolah di Pesantren tetapi ingin ke SMA, dan Ibunya
tetap bersikukuh menginginkan Alif sekolah di Pesantren. Kemudian Alif mendapat
surat dari Pamannya bahwa ada Pesantren di Jawa bernama Pondok Madani yang
dapat dijadikan pertimbangan Alif untuk melanjutkan sekolahnya. Lalu Alif pun
memenuhi keinginan ibunya untuk sekolah di Pesantren tetapi dengan syarat dia
tidak mau sekolah di Pesantren Padang
tetapi ingin ke Pondok Madani. Mula-mula orang tuanya ragu akan tetapi karena
Alif bersikeras akhirnya mengizinkan. Berbeda dengan yang disajikan di Film
karena di Film justru orang tua Alif yang menginginkan Alif sekolah di
Pesantren Pondok Madani dan Alif sama sekali tidak menerima surat dari Pamannya.
Itu hanya salah satu contoh, karena banyak sekali cerita yang dipotong. Mungkin
sutradara sengaja memotong cerita karena kendala waktu tayang di bioskop yang
berdurasi hanya 1,5 jam atau 2 jam.
C. Pelajaran
yang dapat dipetik dari Film Negeri 5 Menara
Pelajaran yang dapat dipetik dari Film
Negeri 5 Menara yaitu:
1. Moral
2. Indahnya
persahabatan
3. Man Jadda Wa Jadda “siapa
yang bersungguh-sungguh akan berhasil” jadi setiap manusia harus
bersungguh-sungguh apabila ingin berhasil.
4. Saling
tolong menolong
5. Menghargai
pendapat orang lain
6. Tidak
semua kehendak yang kita inginkan baik bagi diri kita
7. Apabila
kita mengeluh dan menyampaikan pendapat tentang keluhan kita, berarti kita juga
sudah tahu solusi untuk memperbaikinya. Jangan hanya mengeluh tetapi tidak
dapat berbuat apa-apa untuk memperbaikinya.
8. Seseorang
berhasil bukan karena ia pintar tetapi karena ia bersungguh-sungguh.
9. Orang
besar adalah orang yang tulus dan mau mengajar dengan ikhlas dimanapun ia
berada.
Terimakasih, atas ilmunya. Pas banget lagi ada tugas beginian.
BalasHapusSalam kenal
http://tupangboy.blogspot.com/
Sama sama.. semoga membantu :)
Hapus